Menelusuri Kearifan Lokal Melalui Katupat Kandangan: Simbol Keharmonisan dan Kebijaksanaan dalam Kuliner Khas Banjarmasin

photo author
DNU
- Senin, 19 Februari 2024 | 17:19 WIB
Ketupat kandangan khas kalsel (Dok)
Ketupat kandangan khas kalsel (Dok)

KetikPos.com -- Katupat Kandangan, sebuah hidangan khas Banjarmasin, tidak hanya sekadar santapan lezat, tetapi juga sebuah simbol yang mengandung makna filosofis yang mendalam.

Dalam budaya Banjar, katupat kandangan memiliki peran yang penting, baik dalam konteks ritual adat maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang Katupat Kandangan, mengungkap misteri di balik kelezatan dan kebijaksanaannya.

Baca Juga: Menyelami Kedalaman Kearifan Lokal Melalui Nasi Astakona: Simbol Ketuhanan dan Keharmonisan dalam Kuliner Khas Banjarmasin

Historis katupat Kandangan

Katupat Kandangan berasal dari Kandangan, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang kaya akan produksi ikan haruan (gabus).

Ikan ini dianggap memiliki banyak manfaat untuk memulihkan kondisi tubuh setelah sakit.

Dalam tradisi lokal, katupat kandangan sering disajikan dalam upacara adat sebagai lambang keharmonisan dan keberkahan.

Simbolisme Katupat Kandangan

Selain sebagai hidangan yang lezat, katupat kandangan juga memiliki makna filosofis yang dalam.

Bentuk segi banyak dari katupat melambangkan keragaman dalam kesatuan, mencerminkan keberagaman budaya dan agama di Banjarmasin.

Kuah gurih yang menyelimuti katupat melambangkan kelembutan dan kelembutan dalam hubungan sosial.

Baca Juga: Mengungkap Kelezatan dan Makna Mendalam di Balik Soto Banjar: Simbol Kebudayaan dan Keharmonisan dalam Kuliner Khas Banjarmasin

 Ritual Adat

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X