”Ini lah yang telah membawa saya ke kursi parlemen,” teriaknya dalam mimpi itu.
Ketika dia siuman saat di rumah sakit, dia merasa asing. Ada wanita, ada anak-anak, ada borgol di tangan kirinya, ada petugas berseragam, tapi tak ada yang dikenalinya lagi.
Yang dikenalinya hanya seorang lelaki. Wajahnya asing. Tapi, kaos yang dikenakannya dia merasa sangat akrab. Terutama dengan foto yang terpampang di kaos itu.
“Wah gagah sekali orang itu. Mau rasanya saya seperti dia,” guman Nang Ayu lemah sambil menatap foto yang sesungguhnya foto dirinya sendiri yang terpampang di kaos yang dkenakan Agus, ketua tim suksesnya dulu.
Dimuat di Sriwijaya Post, Minggu, 4 Juli 2004