Tradisi menenun songket pada awalnya hanya dilakukan oleh anak dara atau gadis remaja, tetapi kini kaum lelaki pun turut serta dalam proses pembuatannya.
Setiap kain songket tradisional Sumatra memiliki pola dan motif yang khas, yang sering kali mengandung makna tertentu yang diwariskan dari nenek moyang.
Pentingnya menjaga dan melestarikan kain tradisional bagi kebudayaan bangsa yang sangat kaya ragam ini tak bisa diabaikan.
Bersama dengan perkumpulan seperti Cita Tenun Indonesia, berbagai upaya telah dilakukan sejak tahun 2008 untuk melestarikan kain tradisional, khususnya kain tenun.
Baca Juga: Ita Diana, Menggenggam Warisan dalam Kesenian Membuat Motif Songket di Palembang
Upaya tersebut meliputi pemberdayaan perajin, pengembangan ketrampilan, pemasaran produk, promosi, hingga peningkatan pengetahuan tentang kain tenun tradisional.
Harapan dari para pelaku industri dan pelestari budaya adalah agar kain-kain tenun tradisional ini tidak hanya menjadi komoditas ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian sejarah budaya melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yang sekaligus menjadi identitas suku bangsa.
Melalui upaya bersama ini, kekayaan warisan budaya Indonesia dapat terus dijaga dan dihargai sebagai bagian yang tak terpisahkan dari identitas dan kebanggaan bangsa.
Dengan demikian, kain tradisional bukan hanya menjadi sebuah produk tekstil, tetapi juga menjadi simbol keberagaman budaya yang memperkaya Indonesia sebagai sebuah negara.