KetikPos.com -- Seni Reog, sebuah kekayaan budaya Jawa Timur yang memukau, tidak hanya memancarkan keindahan melalui pertunjukan, tetapi juga melalui aksesori yang mendukungnya.
Di antara kota-kota di Jawa Timur, Ponorogo dikenal sebagai pusat seni Reog yang mempesona. Salah satu ciri khasnya adalah kombinasi dadag merak yang megah dengan caplokan yang memukau, yang hanya mampu diciptakan oleh mereka yang memiliki keterampilan khusus.
Di tengah keindahan seni Reog Ponorogo, terdapat seorang perajin yang telah menjadi ikon dalam pembuatan aksesori Reog. Namanya adalah Sarju.
Baca Juga: Biar Tak Dicuri Tetangga, Reog Ponorogo Didaftarkan ke Unesco
Terletak di Desa Sriti, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, rumahnya mungkin terletak agak jauh dari pusat kota, namun namanya telah tersebar luas di kalangan seniman Reog. Sarju bukan hanya seorang perajin, namun juga seorang seniman yang aktif dalam pertunjukan Reog, mengisi peran sebagai pengrawit atau penabuh gendang.
Proses pembuatan aksesori Reog membutuhkan keterampilan tinggi yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Sarju telah menekuni seni ini sejak kecil di bawah bimbingan ayahnya, Senun. Ayahnya tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga nilai-nilai dan kecintaan terhadap seni Reog.
Sarju sengaja dikader untuk melanjutkan tradisi ini, menyadari bahwa jumlah perajin Reog masih sangat sedikit.
Setelah sang ayah tidak mampu lagi membuat Reog, Sarju mengambil alih perannya dan mulai menerima pesanan.
Baca Juga: Reog dan Ondel-ondel Turut Meriahkan Capgome
Dia juga melibatkan anaknya, Dimas Wahyu Pratama, dalam proses pembuatan Reog sebagai upaya kaderisasi. Sarju tidak hanya membuat Reog baru, tetapi juga menerima pesanan perbaikan atau penyegaran bagi Reog yang sudah lama digunakan.
Proses pembuatan Reog memerlukan banyak bahan, dari bambu hingga bulu merak, dan dari rotan hingga kulit harimau (atau penggantinya).
Sarju menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi dan mengikuti proses pembuatan yang telah diwarisi secara turun-temurun.
Misalnya, pembuatan dadag merak membutuhkan ribuan helai bulu merak yang dikerjakan dengan teliti, sedangkan caplokan dibuat dengan detail yang presisi.