Ekosistem Teater Sumatera Selatan di Ambang Mati: Siapa yang Bertanggung Jawab?

photo author
DNU
- Minggu, 30 Juni 2024 | 03:34 WIB
Kondisi teater yang mati zuri memjadi pembahasan dalam diskusi beetajuk ekosistom teTer di era terkini di Gedung Kesenian Palembang Sabtu (29/6/2024)  (Dok)
Kondisi teater yang mati zuri memjadi pembahasan dalam diskusi beetajuk ekosistom teTer di era terkini di Gedung Kesenian Palembang Sabtu (29/6/2024) (Dok)

Vebri juga mengaku bahwa selama ini pihaknya terus berusaha untuk mendukung perkembangan teater, salah satunya dengan mendorong Peraturan Daerah (Perda) Kesenian di Kota Palembang yang sedang dalam proses pembahasan.

Ia menekankan pentingnya sarana dan prasarana yang memadai, serta koneksi yang harmonis antara Dewan Kesenian, seniman, dan instansi terkait.

Toton Dai Permana menambahkan bahwa ekosistem berkesenian bersifat normatif dan tergantung pada kondisi daerah masing-masing.

Menurutnya, meskipun kondisi saat ini sudah cukup baik, ekosistem teater harus terus dibangun agar lebih kondusif.

Toton menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam mendukung kebudayaan dan kesenian di Sumsel. Ia juga menyarankan agar seniman tidak perlu terlibat dalam dunia politik, meskipun hal tersebut tergantung pada masing-masing individu.

Secara keseluruhan, diskusi ini menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk membangun dan mengembangkan ekosistem teater di Sumatera Selatan.

Dengan dukungan regulasi yang baik, infrastruktur yang memadai, dan peran aktif pemerintah serta masyarakat, ekosistem teater di Sumsel diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi kehidupan seni dan budaya di daerah tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X