Kamus terbaru ini didukung oleh tokoh-tokoh budaya Palembang dan berbagai organisasi, termasuk Kerukunan Keluarga Palembang (KKP) serta SMB III Prabu Diradja.
Kemas menekankan bahwa tujuan utama kamus ini adalah untuk menjaga eksistensi bahasa Palembang di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.
Inisiatif pelestarian bahasa Palembang mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Palembang, terutama melalui Dinas Pendidikan (Kadiknas) Kota Palembang.
Pada tahun 2023, diterbitkan Peraturan Walikota (Perwali) Nomor 39 yang mewajibkan pelajaran muatan lokal (mulok) bahasa Palembang di sekolah-sekolah mulai dari kelas 3 SD hingga kelas 9 SMP.
Pelajaran ini diajarkan dua jam per minggu dan menggunakan kamus sebagai bahan ajar utama.
Kadiknas Kota Palembang, Adrianus Amri, memberikan apresiasi tinggi terhadap tim penulis kamus, dan menyatakan bahwa kamus ini akan berperan penting dalam mendukung pelajaran bahasa Palembang di sekolah.
"Kamus ini tidak hanya membantu anak-anak mempelajari bahasa Palembang, tetapi juga memperkuat karakter budaya mereka. Ini sejalan dengan visi kurikulum merdeka yang kami terapkan," ujarnya.
Selain digunakan di sekolah-sekolah, kamus ini juga diharapkan menjadi referensi yang penting bagi masyarakat Palembang, terutama generasi muda, agar mereka dapat memahami dan menghargai akar budaya mereka.
Baca Juga: Sikake: Dari Tutorial YouTube Hingga Menjadi Videografer Profesional Terkenal Asal Bogor
Kemas A.R. Panji menyatakan bahwa kamus ini lebih dari sekadar alat pendidikan, melainkan simbol dari perjuangan untuk melestarikan identitas kultural masyarakat Palembang.
Salah satu aspek yang membuat *Kamus Baso Palembang* unik adalah pendekatannya yang mencantumkan istilah-istilah sehari-hari yang dipengaruhi oleh bahasa lain, seperti bahasa Melayu, Jawa, dan Arab, yang telah menjadi bagian dari bahasa percakapan warga Palembang.
Kamus ini bukan hanya sekadar mengoleksi kata-kata kuno, tetapi juga memotret dinamika bahasa yang terus berkembang.
Dengan penerbitan *Kamus Baso Palembang*, diharapkan akan ada peningkatan kesadaran budaya di kalangan masyarakat Palembang.
Inisiatif ini menjadi contoh bagi daerah-daerah lain untuk turut serta dalam upaya pelestarian bahasa dan budaya lokal mereka.
Pada akhirnya, keberhasilan penerbitan kamus ini bukan hanya pencapaian tim penulis, tetapi juga merupakan kemenangan bagi seluruh masyarakat Palembang.