Lawang Borotan sebagai salah satu gerbang sejarah penting akan dipromosikan bersamaan dengan revitalisasi Benteng Kuto Besak, yang merupakan salah satu ikon kebudayaan kota.
Kawasan Sekanak yang sedang dipugar dan dijadikan destinasi wisata juga akan berperan sebagai bagian dari paket wisata ini. Selain itu, Gedung Kesenian yang terletak di kawasan ini akan berfungsi sebagai pusat aktivitas seni dan budaya.
Baca Juga: Masih Adakah Prasasti Kantor Ledeng?
Dampak Pengembangan
Pengembangan Lawang Borotan sebagai destinasi wisata baru diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, yang tertarik dengan warisan sejarah dan budaya Palembang.
Selain itu, hal ini juga diharapkan akan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar melalui peningkatan pariwisata.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kodam II Sriwijaya dan pemerintah daerah, Lawang Borotan akan menjadi salah satu titik penting dalam upaya pelestarian sejarah sekaligus pengembangan sektor pariwisata berbasis budaya di kota Palembang.
Lawang Borotan, sebuah situs bersejarah di Palembang, kini semakin mendapat perhatian sebagai bagian dari revitalisasi destinasi wisata sejarah dan budaya.
Situs ini merupakan gerbang strategis pada masa Kesultanan Palembang Darussalam dan terkait erat dengan sistem pertahanan kota di era tersebut.
Dengan nilai historis yang tinggi, Lawang Borotan diharapkan menjadi salah satu titik penting dalam pengembangan wisata terpadu di sekitar Benteng Kuto Besak dan situs bersejarah lainnya di Palembang.
Latar Belakang Sejarah Lawang Borotan
Kesultanan Palembang Darussalam berdiri pada abad ke-16 dan merupakan kelanjutan dari peradaban Melayu yang dipengaruhi oleh Kerajaan Sriwijaya.
Selama masa kejayaannya, kesultanan ini dikenal sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan yang strategis di wilayah Sumatera.
Untuk menjaga keamanan dari ancaman luar, Sultan Palembang membangun berbagai infrastruktur pertahanan, salah satunya adalah Lawang Borotan.
Lawang Borotan diyakini sebagai salah satu pintu gerbang strategis dalam sistem pertahanan Kesultanan Palembang. Berfungsi sebagai jalur penting untuk mobilisasi pasukan dan logistik, pintu ini memungkinkan keluar-masuk kota secara diam-diam, terutama ketika ancaman serangan muncul dari musuh.
Dalam bahasa lokal, "Lawang" berarti pintu, dan "Borotan" kemungkinan merujuk pada celah atau jalur tersembunyi.
Baca Juga: Kantor Wako Palembang atau Kantor Ledeng Potensial OCB Nasional