Peluncuran Empat Video Dokumenter: Kebudayaan Palembang dalam Sorotan di Peringatan Pertempuran Lima Hari Lima Malam

photo author
DNU
- Rabu, 1 Januari 2025 | 06:21 WIB
Selasa (31/12), Gedung Kesenian Palembang menjadi saksi peluncuran perdana empat video dokumenter yang menggali kekayaan tradisi dan sejarah kota Pempek.  (Dok)
Selasa (31/12), Gedung Kesenian Palembang menjadi saksi peluncuran perdana empat video dokumenter yang menggali kekayaan tradisi dan sejarah kota Pempek. (Dok)

“Proyek seperti ini menggerakkan lebih dari sekadar seni. Pembuatan dokumenter melibatkan penulis, kru teknis, seniman, dan masyarakat lokal, sehingga turut menghidupkan roda ekonomi,” katanya.

Ia menambahkan bahwa dana yang disediakan, meskipun kecil (maksimal Rp20 juta), adalah stimulus untuk memotivasi komunitas budaya dalam menciptakan karya kreatif lainnya, seperti pertunjukan seni, penerbitan buku, atau seminar kebudayaan.

Kemas Ari Panji: “Budaya adalah Identitas Kita”

Salah satu pembuat dokumenter, Kemas Ari Panji, menyampaikan pesan inspiratif kepada generasi muda untuk memanfaatkan peluang bantuan fasilitasi kebudayaan di tahun mendatang.

“Kami berharap generasi muda tergerak untuk mendokumentasikan kekayaan budaya Palembang. Melalui karya seperti ini, budaya kita tidak hanya dikenang, tetapi juga diwariskan dengan cara yang relevan,” ujarnya.

Kisah di Balik Dokumenter

Dokumenter seperti Keris Palembang mengungkap nilai filosofis di balik seni kerajinan besi, sementara Asal Usul Kampung Dulmuluk menghadirkan cerita yang sering terlupakan tentang awal mula seni teater lokal.

Tidak ketinggalan, Lima Masjid Tua di Palembang membawa penonton dalam perjalanan spiritual melalui sejarah masjid-masjid yang telah berdiri ratusan tahun.

Mang Dayat, salah satu pembuat dokumenter, menyebutkan bahwa proyek ini tidak hanya berbicara tentang sejarah, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat modern dapat memahami dan menjaga nilai-nilai tersebut.

“Kami ingin menunjukkan bahwa sungai bukan hanya jalur transportasi, tetapi juga bagian dari identitas dan kehidupan masyarakat Palembang,” jelasnya.

Antusiasme dan Harapan

Acara ini disambut hangat oleh para peserta. Diah, seorang mahasiswa Universitas Sriwijaya, mengungkapkan, “Melihat budaya kita diangkat dalam format dokumenter seperti ini sangat membanggakan. Ini cara baru untuk belajar sejarah dan budaya.”

Dengan peluncuran empat dokumenter ini, Peringatan Pertempuran Lima Hari Lima Malam tahun ini tidak hanya menjadi momen refleksi sejarah, tetapi juga ajang penting untuk merayakan identitas budaya lokal. “Mengenang sejarah bukan hanya soal masa lalu, tetapi juga soal menciptakan masa depan yang berakar kuat pada nilai-nilai budaya kita,” pungkas Kristanto.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X