KetikPos.com – Kesultanan Palembang Darussalam akhirnya angkat bicara terkait insiden kontroversial yang dipicu oleh konten kreator Willie Salim dalam aksi memasak rendang di Benteng Kuto Besak (BKB) pada 20 Maret 2025.
Peristiwa ini memicu reaksi keras dari masyarakat Palembang, yang merasa harga diri dan budaya mereka tercoreng.
Maklumat sikap ini dibacakan langsung oleh Pangeran Vebri Al Lintani di Istana Kesultanan Palembang Darussalam.
Dalam pernyataan tersebut, Kesultanan menegaskan bahwa insiden tersebut tidak hanya menyinggung adat dan budaya Palembang, tetapi juga berpotensi memicu konflik sosial yang lebih luas.
Baca Juga: Willie Salim Diharamkan Masuk Palembang oleh SMB IV Seumur Hidup Gara-Gara Rendang 200 Kg?
Budaya Makan Wong Palembang dan Kontroversi yang Timbul
Masyarakat Palembang memiliki budaya semon, yaitu nilai malu yang dijunjung tinggi dalam kehidupan sosial, terutama dalam tata cara makan. Orang Palembang tidak akan mengambil makanan tanpa diundang atau dipersilakan oleh tuan rumah.
Tradisi ini bertentangan dengan citra buruk yang muncul akibat insiden rendang di BKB, di mana warga dituduh "berebut makanan" secara tidak teratur.
Kesultanan menilai bahwa peristiwa ini terjadi karena kurangnya persiapan dan tidak adanya koordinasi resmi dari Willie Salim dengan pihak terkait. Beberapa faktor yang disorot adalah:
Baca Juga: DPW Gencar Sumsel Resmi Laporkan Willie Salim ke Polisi
Pemilihan makanan yang bukan khas Palembang, sehingga tidak memberi manfaat bagi promosi kuliner lokal.
Tidak adanya izin resmi untuk mengadakan kegiatan di lokasi publik.
Tidak adanya pengamanan dan manajemen massa yang memadai.
Dugaan adanya rekayasa (settingan) untuk mengejar viralitas.