KetikPos.com--Ketua Panitia Peringatan Hari Tari Sedunia 2025 di Lawang Borotan, Iman Kasta, menyampaikan bahwa tahun ini perayaan melibatkan ratusan penari dari berbagai daerah. Tarian karya tokoh tari Sumatera Selatan, Cek Ya Lena, akan ditampilkan secara massal pada Selasa, 29 April 2025.
Dipilihnya Lawang Borotan sebagai lokasi acara merupakan upaya untuk memperkenalkan destinasi wisata baru di Sumatera Selatan. Gelaran tari ini akan dimulai pada pukul 15.00 WIB, dengan puncak acara berupa penampilan massal tarian karya Cek Ya Lena.
Beberapa karya tari Cek Ya Lena yang terkenal pada era 1960-1990-an di antaranya Melati Karangan, Tenun Songket, Pelimbangan, Gadis Turun Mandi, dan Panca. Selain piawai dalam menari, Cek Ya Lena juga dikenal sebagai penyanyi keroncong yang memiliki jaringan pergaulan luas di dunia seni.
Tribute untuk Cek Ya Lena
Di balik gemerlap Sungai Musi dan kejayaan Sriwijaya, Palembang menyimpan banyak kisah tentang perempuan-perempuan tangguh yang menjaga budaya daerah. Salah satunya adalah Cek Ya Lena, seniman perempuan yang karyanya melekat erat dengan identitas budaya Palembang.
Darah Seni yang Mengalir Sejak Muda
Sejak usia belia, Cek Ya Lena telah dikenal sebagai sosok berbakat di bidang seni tradisional. Ia menekuni seni tari, lagu daerah, dan pelestarian cerita rakyat dengan penuh kecintaan. Baginya, seni bukan sekadar ekspresi, melainkan cara mempertahankan jati diri sekaligus memperkaya warisan leluhur.
Cinta dan Kesetiaan di Tanah Musi
Dalam perjalanan hidupnya, Cek Ya Lena bertemu dengan Nungcik Alidin, seorang pria sederhana yang juga mencintai budaya Palembang. Mereka menikah dan membangun keluarga di tengah semangat menjaga tradisi.
Namun, hidup membawanya pada sebuah pilihan berat. Ayah Cek Ya Lena yang menetap di Belanda memintanya pulang, menjanjikan warisan besar jika ia bersedia meninggalkan Palembang. Di persimpangan ini, Cek Ya Lena memilih untuk tetap tinggal, setia pada suaminya, dan berpegang teguh pada tanah kelahirannya.
"Harta bisa dicari, tetapi cinta dan tanah air tidak bisa ditukar," adalah prinsip hidup yang dipegangnya hingga akhir hayat.
Mewariskan Seni dan Nilai Kehidupan
Dari pernikahan ini, Cek Ya Lena dikaruniai enam orang anak: