Cendekiawan dan Praktisi Bicara
Dr. Ahmad Nur Fuad menyatakan, kunjungan ini membuka cakrawala penelitiannya. “Kami sangat senang bisa belajar banyak tentang Kerajaan Islam termasuk Kesultanan Palembang Darussalam,” ujarnya penuh antusias
Kekayaan budaya, artefak, dan manuskrip jelas menjadi magnet intelektual.
Momentum
Kunjungan ini bukan sekadar formalitas BAN‑PT, tetapi momentum sinergi antara akademisi dan warisan budaya. Dari istana ke kampus, dari manuskrip hilang hingga prosesi makan bersama, semua momen menegaskan satu pesan: agar sejarah Kesultanan Palembang tetap hidup, dirawat, dan dikaji—bukan sekadar dikenang, tapi dibagikan.