Parade Bunyian 2025: Ketika Dentuman Dangdut Rock Bertemu Dongeng Anak Hebat di Lawang Borotan

photo author
DNU
- Senin, 28 Juli 2025 | 03:36 WIB
Pembukaan Parade Bunyian dilengkpi   (dok)
Pembukaan Parade Bunyian dilengkpi (dok)

KetikPos.com – Sebuah malam penuh warna meledak di jantung kota Palembang, tepatnya di Lawang Borotan, Jumat (25/7/2025), saat Parade Bunyian 2025 resmi dibuka.

Perpaduan antara musik rakyat beraroma rock, suara anak-anak yang tulus, hingga eksperimen bunyi-bunyian etnik menjadikan panggung ini bukan sekadar hiburan, tetapi sebuah perayaan keberagaman rasa dan ekspresi.

Dangdut Rock Guncang Panggung: KKPP Tampil Garang dan Menggelegar

Dentuman drum, petikan gitar distorsi, dan hentakan kendang menyatu dalam satu suara saat Kerukunan Keluarga Pedangdut Palembang (KKPP) membuka parade. Mereka membawakan dua nomor khas yakni “Pempek Lenjer” dan “Cubit-Cubitan”, dalam aransemen dangdut rock yang penuh tenaga.

Energi mereka tidak main-main. Penonton langsung larut dalam gelombang musik yang keras namun membumi. Sorak-sorai dan goyangan pun merambat hingga ke barisan belakang. Semua itu dimungkinkan berkat dukungan tata suara mumpuni dari Ajendam Sound System, yang menyulap Lawang Borotan menjadi lautan suara berkualitas tinggi.

Sementara panggung dan tata lampu digarap Sultan Enterntain.

 Ketua KKPP, M. Ridwan, tak bisa menyembunyikan kebanggaannya.

 “Dangdut adalah suara rakyat. Dan ketika kami gabungkan dengan irama rock, ini jadi suara baru—suara anak muda Palembang hari ini. Semangatnya tetap sama, akarnya tetap budaya kita,” ujarnya lantang.

Para pemain yang tampil mewakili KKPP terdiri dari: Drummer (Bakar)
, Gendang (Subhi), Bass (Yansah), Gitar (Deddy Drs), Keyboard 1 (Kirman), Keyboard 2 (Zamil Rhodes), Vokalis 1 (Yustika Monik), Vokalis 2 (Sri Apriani)

Penampilan dua biduan dari KKPP memukau
Penampilan dua biduan dari KKPP memukau (dok)

Mala dan Dongeng Prabu: Sepi Menjadi Suara Paling Menggema

Namun, malam tak melulu soal hingar-bingar. Justru di tengah keriuhan, sebuah momen hening justru menjadi magnet yang menggugah.

Sosok mungil bernama Siti Maziyah Malala, akrab disapa Mala, naik ke panggung. Siswa kelas VI dari SDN 055 Palembang ini membawakan dongeng berjudul “Prabu dan Tugas dari Bintang Cerdas”. Dengan suara yang jernih dan ekspresi yang memikat, Mala membawa penonton menyelami kisah seorang anak pemalas yang tersesat di dunia gelap karena menyepelekan ilmu. Sebuah alegori sederhana namun penuh makna tentang pentingnya belajar.

Dongeng ini adalah karya Selamet Nugroho, atau lebih dikenal dengan Mas Inug, yang hadir langsung di acara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X