Tari Pesona Kaganga: Menari Bersama Aksara yang Hampir Terlupa  di Parade Bunyian

photo author
DNU
- Minggu, 3 Agustus 2025 | 09:58 WIB
tarian dari  Blok E Art, Kaganga di Parade Bunyian (dok)
tarian dari Blok E Art, Kaganga di Parade Bunyian (dok)

Gerak tari yang halus namun intens menjadi alat kampanye budaya yang menyentuh—tidak memaksa, tetapi menyadarkan. Di setiap penampilan, tertanam harapan bahwa huruf ulu bisa kembali hidup, berevolusi di ruang modern tanpa kehilangan akar tradisinya.

 

Masa Depan Kaganga: Dari Gerak ke Digital

Langkah berikutnya, Komite Tari tengah menyiapkan dokumentasi multimedia berupa video interaktif, infografik, serta platform edukasi digital untuk memperkenalkan aksara kaganga kepada generasi muda.

Bersama komunitas seniman muda, mereka menciptakan ruang baru agar kaganga tak lagi dipandang sebagai aksara usang, melainkan simbol kebangkitan identitas lokal yang kaya dan penuh daya hidup.

Penampil Tari Pesona Kaganga:

Salwa Pratiwi

Rizki Pebriansyah

Mutiara Fryscha Chrisytha

 

Merawat Tradisi, Menjaga Kekinian

Ketua Komunitas Kawan Lamo, M. Fitriansyah, mengungkapkan bahwa Parade Bunyian Part 4 merupakan bagian dari perayaan HUT Kawan Lamo yang ke-8. Acara ini menampilkan berbagai karya seni dari beragam cabang, mulai dari musik, tari, teater, sastra, hingga seni rupa.

"Kedepan kita akan gagas kegiatan yang juga menghidupkan seni tradisi, khususnya musik dan musik modern," ujarnya  didampingi Sekretaris Kawan Lamo, Anang Fitriansyah dan Ketua Panitia, Nandi.

Sementara Ketua DKP M Nasir menambahkan bahwa Parade Bunyian iini dimaksudkan mengawinkan seni tradisi dan modern.

Sehingga keberadaan seni tradisi tetap terpelihara dan seni modern juga tetap hadir dan dapat menghibur dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X