Ketua DKP M. Nasir: Dulmuluk Harus Menjadi Gerakan Kultural
Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP), M. Nasir, hadir memberi pandangan strategis soal pelestarian Dulmuluk. Ia menilai, kampung ini bukan hanya proyek seremonial, tapi harus menjadi gerakan budaya yang konsisten.
“Dulmuluk adalah identitas Palembang. Jangan hanya hidup ketika ada lomba. Harus ada pembinaan berkelanjutan, panggung reguler, dan program literasi budaya agar masyarakat mengenal akar tradisinya,” ujar Nasir.
Ia menambahkan, DKP siap bersinergi dengan pemerintah dan komunitas untuk menjadikan Kampung Dulmuluk sebagai pusat inovasi seni tradisi.
“Kalau dikelola baik, ini bisa menjadi magnet wisata, ruang kreatif, sekaligus sumber ekonomi masyarakat,” tegasnya.
Baca Juga: Malam Pertama Pengantin Baru Bersama Dulmuluk Bangsawan
Inisiator Kampung Kreatif: Wadah Edukasi dan Ruang Ekspresi
Inisiator Kampung Kreatif Dulmuluk, Rasyid Irfandi (Pedo), berterima kasih atas dukungan semua pihak.
“Kami ingin Dulmuluk bukan hanya tontonan, tapi juga ruang edukasi dan kreativitas. Harapannya, kampung ini menjadi kebanggaan Palembang,” ucapnya.
Acara ditutup dengan pementasan Dulmuluk oleh anak-anak serta peninjauan Galeri Dulmuluk yang memamerkan naskah asli, foto sejarah, dan kostum khas.
Penampilan Dulmujur (Dulmuluk Junior) yang dimainkan oleh anak-anak yang tinggal di Kampug Dulmuluk, seakan bisa menghipnotis para hadirin.
Dulmuluk: Dari Panggung Tradisi ke Era Modern
Dulmuluk adalah seni teater klasik Palembang yang lahir pada awal abad ke-20, memadukan sastra Melayu, musik rebana, dan kisah bernafaskan moral Islami. Nama Dulmuluk berasal dari cerita populer “Syair Abdulmuluk” yang diadaptasi ke bentuk teater rakyat.
Kini, melalui Kampung Kreatif, seni ini bertransformasi menjadi ruang kreatif, edukatif, dan ekonomis, menghadirkan peluang wisata budaya di tengah arus globalisasi.
