KetikPos.com – Di balik keheningan Rumah Dinas Wali Kota Palembang, gema sejarah kembali menggeliat. Lintas Politika Indonesia menggelar sebuah agenda penting: bedah buku “Bumi Sriwijaya Bersimbah Darah”, karya pejuang asal Sumatera Selatan Abi Hasan Said.
Acara ini bukan sekadar diskusi buku, tapi sebuah gerakan kolektif untuk menghidupkan kembali napas perjuangan.
Hadir dalam forum ini para sejarawan, budayawan, akademisi, aktivis, keluarga pejuang, serta generasi muda Palembang.
Mereka datang bukan untuk bernostalgia, melainkan untuk merajut ulang kesadaran: bahwa bumi Sriwijaya pernah berdarah, dan darah itu adalah harga kemerdekaan.
“Perang Itu Tentang Harga Diri”
Direktur Lintas Politika Indonesia, Kemas Khairul Muklis, membuka diskusi dengan nada tegas.
“Perang bukan hanya tentang senjata, tapi tentang harga diri. Buku ini mengajarkan satu hal: bumi Sriwijaya tidak pernah tunduk. Tidak dulu, tidak sekarang,” ujarnya disambut tepuk tangan.
Muklis mengingatkan, buku ini bukan sekadar arsip. Ia adalah saksi bisu bahwa rakyat Palembang tidak pernah gentar menghadapi penjajah. Dari sini, muncul gagasan besar: memastikan nama-nama pejuang tetap hidup di ruang publik.
Ganti Nama Jalan, Hidupkan Nama Pejuang
Dalam kesempatan itu, Lintas Politika mengajukan peninjauan ulang sejumlah nama jalan yang dinilai terlalu umum.
Jalan Merdeka → diusulkan menjadi Jalan A.K. Gani
Jalan Veteran → diusulkan menjadi Jalan Abi Hasan Said
“Ini langkah simbolik, tapi maknanya besar. Jalan adalah sejarah yang kita tapaki setiap hari. Mari kita isi dengan nama mereka yang memberi kita kemerdekaan,” tegas Muklis.