Harga tiket masuk museum masih terjangkau: Rp2.000 untuk anak-anak, Rp5.000 untuk dewasa, dan Rp20.000 untuk wisatawan mancanegara.
Namun pengalaman yang ditawarkan jauh lebih berharga.
Hingga Oktober 2025, Museum SMB II mencatat 12.500 pengunjung dengan pendapatan retribusi Rp58 juta dari target Rp80 juta. Pemerintah optimistis dua agenda besar ini mampu mendongkrak kunjungan hingga 30 ribu orang sebelum akhir tahun.
Sebagai terobosan, Dinas Kebudayaan tengah menyiapkan studio dan ruang imersif 5 dimensi yang akan menayangkan film sejarah Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam. Teknologi ini diharapkan menjadi magnet baru bagi wisatawan generasi digital.
Menghidupkan Kembali Ingatan Kota
Bagi Palembang, museum bukan sekadar tempat menyimpan benda, tapi rumah bagi identitas kota yang pernah berjaya. Dari dinding tuanya, pengunjung bisa mendengar bisik masa lalu—tentang sungai yang membawa rempah, tentang kerajaan yang berlayar jauh, dan tentang perjuangan yang membentuk negeri.
“Museum ini adalah saksi kejayaan Palembang Darussalam. Saat masyarakat kembali datang, berarti sejarah kita masih hidup,” pungkas Sulaiman Amin dengan senyum optimistis.
Dengan pameran prangko dan festival Jumpa Museum ini, Palembang menegaskan bahwa sejarah tidak hanya untuk dikenang, tapi untuk dihidupkan kembali—satu prangko, satu cerita, satu generasi pada satu waktu.