Sultan Mahmud Bahauddin ini merupakan seorang tokoh kesultanan Palembang Darussalam yang realistis dan praktis dalam perdagangan internasional. Beliau juga seorang agamawan yang menjadikan Palembang sebagai pusat sastra agama Islam di Nusantara.
Menandai fungsi sebagai sultan, ia melipir alias bergeser dari Keraton Kuto Lamo ke Kuto Besak.
Yang jelas, BKB hingga kini masih berdiri kokoh dan menjadi destinasi wisata utama Palembang. Pempek telok alias kapal selam juga terus diminati. Apalagi kalau sambil ngirup cuko. Sembari menikmati view Sungai Musi dengan Jembatan Amperanya. Wah.
Memang, di kawasan BKB ini berderet bangunan-bangunan bersejarah, ada Balai Pertemuan, Balai Prajurit, Kantor Ledeng (kini Kantor Walikota Palembang). Lalu ada Jembatan Ampera, juga Museum SMB II, Mesjid Agung. Dan ada Monpera.
Artikel Terkait
AMPCB Laporkan Kerusakan Dua Objek Diduga Cagar Budaya di Palembang ke Polrestabes Palembang
Aksi AMPCB Bawa Korek Kuping ke DPRD
Bila Berada di Lahat Jangan Lupa Mampir di Cughup Maung
Benteng Kuto Besak (BKB) Ultah, Beredar Ajakan Ngonten Ucapan Selamat di Medsos
Berumur 226 Tahun, Begini Sejarah Benteng Kuto Besak: Membangunnya 17 Tahun Perekatnya Semen dan Putih Telur