Tari Gending Sriwijaya Dilarang Digunakan Menyambut Pengantin, karena Menurunkan Nilainya

photo author
DNU
- Senin, 20 Maret 2023 | 01:17 WIB
Workshop dan sharing season mengenai menjelajah asal usul tari sambut yang di gelar di halaman Bukit Siguntang yang beralamat di Jalan Srijaya Negara, Kecamatan IB I Palembang, Minggu (19/3/2023). Dibahas soal pelarangan  tari gending sriwijaya di acara pernikahan. (istimewa)
Workshop dan sharing season mengenai menjelajah asal usul tari sambut yang di gelar di halaman Bukit Siguntang yang beralamat di Jalan Srijaya Negara, Kecamatan IB I Palembang, Minggu (19/3/2023). Dibahas soal pelarangan tari gending sriwijaya di acara pernikahan. (istimewa)

“Tapi kita belum ada payung hukumnya, kita akan mengusulkan ke Pemerintah Provinsi agar dibuat semacam SK atau semacam Pergub karena tari sambut ini merupakan perangkat atau media atau alat menyambut tamu yang datang ke Pemerintah Provinsi, jadi harus diatur payung hukumnya sehingga menjadi jelas dan akan dibuat nanti standar gerakan-gerakannya,” katanya.

Untuk itu, menurutnya, perlu dseminarkan juga mengenai tari sambut ini .

“Ada yang mengusulkan bahwa tari sambut Gending Sriwijaya jangan hanya menyambut orang yang pertama , kita tidak serta merta menurut itu. Harus kita seminarkan, kita kaji sehingga diperluas nanti. Jadi orang pertama yang dimaksud dalam pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah, pemerintah daerah bisa gubernur, Walikota dan Bupati sehingga bisa disambut tari Gending Sriwijaya sehingga bisa luas,” katanya.

Selain itu menurutnya untuk kepentingan pendidikan dimana sekolah-sekolah boleh mengajarkan tari sambut tersebut dan dijadikan kurikulum lokal.

“Di Sumsel tari sambut ada dua jenis yaitu Tari Gending Sriwijaya, tari Tepak atau tari Tanggai sementara di daerah ada lagi tari sambut berdasarkan daerah setempat. Yang belum ada Palembang tapi Palembang orang mengatakan, tari Gending Sriwijaya dan Tari Tanggai. Menurut saya oke saja. Tapi kalau berdasarkan sejarahnya itu tari provinsi karenanya Palembang harus menambah satu lagi misalnya tari sambut berdasarkan dari Kesultanan Palembang Darussalam," katanya.

Owner Lembaga Seni Budaya Sang Putri Sriwijaya, Beby Sri Mardiana Putri Sriwijaya mengatakan, kegiatan ini untuk menambah wawasan mengenai asal usul tari sambut.

"Dalam kegiatan ini kita bisa menambah pengetahuan hingga melakukan sharing mengenai tari sambut ini," katanya,

Dirinya berharap melalui kegiatan ini dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan seni budaya di Palembang, khususnya dalam hal tari.

"Kita berharap kegiatan ini dapat bermanfaat dengan baik, kegiatan ini kita gelar dalam rangka Milad Kesultanan Palembang Darussalam yang ke-357 dan memperingati Hari Lembaga Seni Budaya Sang Putri Sriwijaya ke-18," katanya.

Dalam kesempatan tersebut Seniman Tari Tradisional Sumsel Lina Muctar dan Pelaku Seni Musik Tradisional Sumsel Muhammad Imansyah sempat mempraktikarena kkan cara menari tari sambut di hadapan yang hadir.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X