Baca Juga: Makna Ziarah Akbar Palembang Darussalam
“ Kita jangan sampai , kita ziarah kemana-mana tapi buyut kita sendiri lupo , dibelakang rumah kita sendiri, kalau berjalan mundur sampai juga kesini , karena rumahnya memang di 15 Ilir inilah dan memang Nyi Gedeh Ing Pembayun namanya hebat, yang pakai nama Pembayun itu tidak banyak dan bukan orang sembarangan ,” katanya.
Baca Juga: Ziarah Akbar akan Dijadwalkan setiap Syawal, Ziarah Kubro Sebelum Puasa Ramadhan
Ketua DPP Cakrawala Perjuangan Indonesia, Kgs. M. Ilham Akbar, S.H mengajak masyarakat Palembang untuk bersatu untuk menjaga dan melestarikan makam-makam bersejarah di Palembang.
“Kita ajak para generasi muda untuk ikut berziarah, karena generasi inilah yang akan meneruskan kegiatan ziarah kita ini, kalau tidak ada generasi muda yang sejak kecil mengikuti kegiatan ziarah seperti ini , bukan karena mereka ikut paham lain tapi memang mereka tidak ada peduli dengan makam-makam bersejarah ini,” katanya.
Baca Juga: Ziarah Akbar Palembang Darussalam ke Makam Pangeran Kramojayo yang Kini Raib
Sebelumnya keberadaannya makam Nyi Gedeh Ing Pembayun nyaris tak terdengar dan berada di tengah kawasan padat penduduk. Padahal didalam catatan sejarah, Ratu Palembang ini merupakan sosok perempuan hebat dan tangguh yang melahirkan raja-raja dan Sultan-Sultan Palembang.
Ayahnya, Kemas Anom bergelar Ki Gede Ing Suro Mudo, adalah peletak dasar2 kedaulatan Kerajaan Islam Palembang yg menjadi penguasa Palembang dalam tahun 1573-1590. Ki Kede Ing Suro mendirikan istana keraton Kuto Gawang dan Masjid Candi Laras serta komplek pemakaman di Palembang Lama, 1 ilir, di tepian Sungai Musi (kini menjadi komplek PT Pusri).
Baca Juga: Ziarah Akbar ke Makam Pangeran Kramo Jayo, Kadisbud Surati Asit Candra
Nyi Gedeh Ing Pembayun merupakan anak pertama dari 8 bersaudara, mereka masing-masing: Nyai Geding Pembayun, Ratu Mas Adipati di Jambi, Kemas Adipati (memerintah: 1590-1595), Pangeran Madi Angsoko (1597-1629), Pangeran Madi Alit (1629-1630), Pangeran Siding Puro (1630-1639), Kemas Kembar, dan Nyimas Kembar.
Baca Juga: Ternyata Ini Manfaat Ziarah Kubur, Simak Penjelasan Ustadz
Selama hayatnya, Nyi Gedeh Ing Pembayun sempat menikah dua kali. Suami pertamanya ialah Kemas Tengah bin Kiai Arya Selempar bin Sang Aji Kidul bin Kiai Gede Siding Lautan priyai Demak, memperoleh seorang putri Nyimas Pengulu.
Setelah suaminya ini wafat, ia lantas menikah dengan Pangeran Tumenggung Manca Negara Cirebon bin Pangeran Adipati Sumedang bin Pangeran Wiro Kusumo Cirebon bin Sunan Giri. Dari pernikahannya dg Pangeran Tumenggung Manca Negara ia dikaruniai 4 putra-putri sebagai berikut :
Baca Juga: Kondisi David Mulai Membaik, Maunya Ziarah Ke Rembang
1. Pangeran Ratu Mangkurat Sedo Ing Pesarean (memerintah: 1651-1652).