Sejarah dan Peran Wak Nanong:
Menurut Andi Pedo, Lorong Taman Bacaan memiliki jejak kampung Dulmuluk, dan Wak Nanong, seorang tokoh lokal, diyakini tinggal di sekitar lorong tersebut.
Sejarah mencatat bahwa Wak Nanong pernah mengajarkan Dulmuluk di Tanggotakat.
Pemain Dulmuluk senior, Jonhar Saad, menambahkan bahwa Wak Nanong adalah sosok yang mengajarkan Dulmuluk setelah mendengar Wan Bakar membacakan naskah Dulmuluk di kampung Tanggotakat.
Baca Juga: Memantik Lahirnya Kampung Dulmuluk di Tanggotakat
Dukungan untuk Pelestarian Dulmuluk:
Budayawan Palembang, Vebri Al Lintani, memberikan dukungan terhadap usulan pelestarian Dulmuluk di Lorong Taman Bacaan.
Diskusi sebelumnya membuka langkah untuk pementasan Dulmuluk, dan rencananya, akan ada tahap pelatihan Dulmuluk untuk anak-anak di wilayah tersebut.
Dukungan dari pelaku Dulmuluk sendiri dan jejak sejarah yang menghubungkan Lorong Taman Bacaan dengan Dulmuluk membuat upaya pelestarian semakin kuat.
Konsep dan Struktur Pertunjukan Dulmuluk:
Johar Saad (Jonhar), pemain Dulmuluk senior, menjelaskan bahwa konsep dan struktur pertunjukan Dulmuluk memiliki kemiripan dengan teater tradisional lainnya.
Baca Juga: Anwar Putra Bayu: Pemulutan Pernah Digagas Kampung Dulmuluk
Meskipun dulunya Dulmuluk berkisah dari syair "Sultan Abdul Muluk" yang diyakini berasal dari karangan Raja Ali Haji atau Saleha, kini struktur Dulmuluk umumnya tetap sama.
Kostum, musik, dan alat musik yang digunakan, seperti biola, gendang, beduk, bendi, dan gong, memberikan ciri khas tersendiri pada pertunjukan Dulmuluk.
Pementasan Dulmuluk oleh Sanggar Dulmuluk Harapan Jaya di Lorong Taman Bacaan, Tanggotakat, Palembang, berhasil memukau masyarakat setempat.