pariwisata-kebudayaan

Pangeran Bupati Panembahan Hamim dan Pangeran Kramojayo

DNU
Rabu, 10 Mei 2023 | 18:01 WIB
Rumah Pangeran Kramojayo (dari laman @malaya.or.id)

Ketikpos.com-- Sejarah Ringkas Pangeran Bupati Panembahan Hamim, sangatlah perlu untuk ditampilkan mengingat tidak banyak muncul tokoh-tokoh dari kota Palembang. Begitupun kaitannya dengan Pangeran Kramojayo (menantu Sultan Mahmud Badaruddin II).

Perjalanan sejarah kota ini cukuplah panjang, setidaknya tercatat ada dua buah kerajaan besar yaitu Kedatuan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam (KPD).

Seperti dilansir dari malaya.or.id disebutkan, Pangeran Bupati Panembahan Hamim adalah seorang perwira perang yang handal sehingga Sultan tidak ragu-ragu memberikan kepercayaan kepadanya.

Hal ini terbukti pada saat pergantian pimpinan, beliau tetap dipercaya untuk memimpin Benteng Martopuro yang merupakan benteng komando.

Dilahirkan di Palembang pada hari Sabtu jam 08.00 WIB, tanggal 25 Januari 1779 M /17 Syawal 1192 H. Wafat pada tahun 1879 dalam usia 100 tahun. Dikuburkan di Pemakaman Tanah Tinggi Talang Semut, 29 Ilir (sekarang dikenal dengan Jalan Joko).

Semasa hidupnya, telah terjadi 5 (lima) kali pergantian sultan di KPD dan wafat pada masa Keresidenan Palembang.

Adapun sultan-sultan yang dimaksud adalah Sultan Muhammad Bahauddin (1776-1803), Raden Muhammad Hasan atau Sultan Mahmud Badaruddin II (1803-1821), Raden Muhammad Husin Dhiauddin Pangeran Adipati atau Sultan Ahmad Najamuddin II (1813-1817), Sultan Ahmad Najamuddin III Pangeran Ratu (1819-1821), Sultan Ahmad Najamuddin IV Prabu Anom (1821-1823), Pangeran Kramo Jayo (1823-1825), dan masa Keresidenan Palembang (15 0ktober 1825).

Menelusuri Sejarah Kota Palembang adalah sebuah perjalanan panjang. Setidaknya kita akan terlibat dalam pembahasan dua kerajaan yang pernah ada di wilayah nusantara ini yaitu KEDATUAN SRIWIJAYA dan KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM.

Untuk itulah tulisan ini hanya mendeskripsikan Kesultanan Palembang Darussalam (KPD), sebagai batasan agar pembahasan tidak terlalu lebar. Terkhusus perjalanan sejarah Pangeran Bupati Panembahan Hamim yang lahir pada masa Sultan Muhammad Bahauddin hingga wafat pada saat Kesultanan Palembang Darussalam dihapuskan oleh Belanda.

Sebagai Kerajaan Maritim, Kesultanan Palembang Darussalam perlu memiliki sistem pertahanan yang khusus. Sistem pertahanan yang dibangun hendaknya dengan pertimbangan yang seksama.

Untuk keperluan itu, maka semua jalur lalu lintas sungai harus dikuasai dan disepanjang sungai Musi harus dibuat benteng-benteng pertahanan.

Benteng yang dibangun sepanjang sungai Musi itu dimulai dari Sungsang. Dilanjutkan ke Muara Rawas di sebelah utara. Diteruskan ke sebelah Selatan sampai di hulu sungai Ogan dan sungai Komering.

Adapun benteng-benteng tersebut terletak di Muaro Sungsang, Selat Borang, Pulau Anyar, Muaro Plaju, Pulau Kemaro, Martapuro, Kuto Besak, Kuto Lamo, Dusun Bailangu, Ujung Tanjung dan Dusun Muncak Kabau.

Setelah terjadinya Perang Menteng pada tahun 1819 yang berakhir dengan kemenangan di pihak Kesultanan Palembang, membuat Belanda mempunyai perhitungan tersendiri atas Kesultanan Palembang.

Halaman:

Tags

Terkini