Pangeran Bupati Panembahan Hamim dan Pangeran Kramojayo

photo author
DNU
- Rabu, 10 Mei 2023 | 18:01 WIB
Rumah Pangeran Kramojayo (dari laman @malaya.or.id)
Rumah Pangeran Kramojayo (dari laman @malaya.or.id)

10. Pangeran Bupati Panembahan Hamim.
Lahir Sabtu Jam 8. (17 Syawal 1192 H atau 25 Januari 1779 M.)

11. Pangeran Adipati Abdur Rahman.
Lahir Hari Senin Jam 6. (15 Rabiul Akhir 1195 H atau 27 Juni 1781 M.)

12. Pangeran Penghulu Natagama Fa’ruddin.
Lahir Hari & jam serta tanggal & bulan tidak tercatat (1197 H atau 1783 M.)

13. Raden Ibrahim.
Lahir Jumat Jam 2. tgl & bln tdk tercatat (4 Syafar 1213 H / 15 Oktober 1797 M.)

Peranan Pangeran Bupati Panembahan Hamim

Pada saat pengangkatan Raja di Kesultanan Palembang Darussalam, Pangeran Bupati Panembahan Hamim ikut terlibat dalam pengukuhan Sultan Mahmud Badaruddin II untuk menggantikan ayahnya yang juga sebagai Raja di Kesultanan Palembang Darussalam.

Peristiwa ini terjadi 5 jam setelah wafatnya Sultan Muhammad Bahauddin yang meninggal pada pukul 10.00 WIB pada hari Isnen (Senin) 22 Zulhijjah 1218 H (1803 M). Berdasarkan catatan Sultan Mahmud Badaruddin III Prabu Diradja (2006) tercatat beberapa tokoh yang ikut terlibat dalam pengukuhan Sultan Mahmud Badaruddin II :


1. Pangeran Adi Menggalo Husin Diauddin (Sultan Ahmad Najamuddin Husin Diauddin)
2. Pangeran Bupati Panembahan Hamim (Pangeran Adi Kesumo)
3. Pangeran Adipati Abdurrachman (Pangeran Nata Kesumo)
4. Pangeran Nata Derajah (Pangeran Wiro Deratjah)
5. Pangeran Penghulu Abusama (Pangeran Perdana Menteri)
6. Pangeran Dipa (Pangeran surya Kesuma)
7. Panembahan Tua (Pangeran Arya)
8. Para “Priyai, Menteri, dan Kepala Dusun”. (Tidak terdata dengan jelas)

Semasa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II), Pangeran Bupati Panembahan Hamim dipercaya untuk membantu Pangeran Ratu memimpin komando pada Benteng Martopuro.

Pangeran Ratu setelah menjadi raja memakai gelar Sultan Ahmad Najamuddin (III), beliau merupakan putra tertua Sultan Mahmud Badaruddin II. Pangeran Kramojayo (Menantu Sultan) diangkat sebagai Panglima Perang kerajaan.

Kemudian Sultan Mahmud Badaruddin II juga mengangkat pimpinan perang lainnya yang ditempatkan pada setiap benteng. Adapun tugas pokok yang diberikan adalah memimpin pertempuran dengan Belanda di daerah pertahanan masing-masing.

Hal ini tercatat dalam Kronik Palembang (Cod. Or 2276c tersimpan di Leiden) ditulis dengan huruf Arab-Melayu antara tahun 1720-1825 (Hanafiah, 1989: 93). Dalam Kronik tersebut tercatat bahwa Sultan melakukan berbagai kebijakan yang dipersiapkan untuk menghadapi serangan balasan dari pemerintah Belanda.

Dari bidang pemerintahan, diadakan perombakan-perombakan atas beberapa pimpinan di Kesultanan dan pimpinan pasukan perang. Perombakan pimpinan pasukan yang dimaksud adalah sebagai berikut : Benteng Tambakbaya (Plaju) diserahterimakan dari Pangeran Kramadiraja, karena sakit, kepada Kramajaya (Menantu Susuhunan Mahmud Badaruddin II).

Benteng Pulau Kembaro, dialihkan dari Pangeran Suradilaga kepada Pangeran Kramadilaga. Benteng Manguntama (Benteng tambanhan yang terletak ke arah hilir yang terletak di Pulau Kembaro) tetap dipimpin oleh Pangeran Wirasentika.

Benteng paling ujung Pulau Kembaro, terletak mengapung di sungai Musi, dipimpin oleh Pangeran Ratu dari Jambi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X