KetikPos.com-Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) kembali mencuri perhatian dengan mengukuhkan dua guru besar baru dalam Sidang Senat Terbuka yang digelar Sabtu, 8 Maret 2025.
Bertempat di Aula Gedung KH. Ahmad Dahlan Fakultas Kedokteran, acara ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah lonceng tanda kebangkitan atmosfer akademik kampus.
Dua tokoh yang kini resmi menyandang gelar guru besar adalah Prof. Dr. Ir. Gusmiatun, M.P., ahli di Bidang Ilmu Budi Daya Tanaman Pangan, dan Prof. Dr. Houtman, M.Pd., pakar dalam Ilmu Linguistik Terapan.
Kedua akademisi ini layaknya ‘pemain baru’ dalam tim besar UM Palembang yang siap membawa universitas ini mencetak lebih banyak ‘gol’ dalam dunia pendidikan tinggi.
Baca Juga: Sosok Prof. Dr. Houtman, Menguak Kejahatan Siber Lewat Bahasa: P, Berbicara di Pidato Ilmiah
Pengukuhan ini dipimpin langsung oleh Prof. Mahfud Sholihin, Ph.D., Ak., CA., CPA., Wakil Bendahara Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Suasana aula semakin terasa sakral ketika Ketua Senat UM Palembang, Prof. Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., membuka sidang secara resmi, diiringi dengan kehadiran para tokoh penting, termasuk Ketua LLDikti Wilayah II, Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc. Gubernur Sumsel diwakili Staf ahli bidang pendidikan, Sutoko, dan Ketua PWM Sumsel. Tampak hadir juga, mantan Rektor Universitas PGRI Palembang.
Bukan Sekadar Pidato, Tapi ‘Mantra Akademik’
Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Dr. Ir. Gusmiatun, M.P., tampil memukau dengan topik “Perakitan Varietas Unggul dari Genotipe Lokal dan Efisiensi Pemupukan Untuk Mendukung Swasembada Pangan.”
Pidato ini bukan hanya soal teori, tetapi sebuah blueprint nyata menuju ketahanan pangan yang lebih baik di Indonesia.
Sementara itu, Prof. Dr. Houtman, M.Pd., menyuguhkan pidato yang seolah membuka mata audiens tentang era digital melalui topik “Bahasa dalam Kejahatan Siber: Perspektif Linguistik Forensik Atas Pelanggaran Hukum Digital.”
Ia menjelaskan bagaimana bahasa dapat menjadi kunci dalam mengungkap kejahatan siber, bak detektif yang memecahkan kode rahasia.