Baginya, seorang calon pemimpin yang andal seharusnya dapat menyampaikan programnya dengan lugas dan lancar tanpa terus-menerus melihat catatan.
Baca Juga: Debat Cagub Sumsel: Herman Deru dan ESP Beda Pendapat tentang Progres Tanjung Carat
"Ketika seorang calon menyampaikan tanpa melihat teks, itu menandakan kesiapan dan keyakinan terhadap apa yang mereka tawarkan," ujarnya.
Ini, kata Iyan, bisa menjadi penilaian penting bagi masyarakat yang menilai ketulusan dan kesiapan seorang calon dari caranya berkomunikasi di atas panggung debat.
Kurangnya Fokus dalam Penyusunan Program Prioritas
Lebih lanjut, Iyan menyoroti substansi program yang ditawarkan para calon masih terlalu luas dan tidak terfokus pada prioritas yang perlu dieksekusi segera.
Ketiga pasangan calon dinilai tidak memberikan gambaran konkret terkait hal yang paling mendesak bagi Sumatera Selatan.
"Dalam debat, masyarakat ingin mendengar prioritas utama yang akan ditangani, bukan sekadar janji yang terlalu umum. Tanpa adanya pemetaan yang jelas, program-program ini rentan hanya menjadi jualan politik,” tambah Iyan.
Baca Juga: Inisiatif Unik: Satu Desa Satu Rumah Tahfiz untuk Perangi Narkoba di Sumsel
Rekomendasi untuk Debat Selanjutnya
Untuk debat berikutnya, Iyan berharap ketiga pasangan calon dapat tampil lebih fokus, dengan menawarkan program-program yang langsung menyasar kebutuhan mendesak masyarakat Sumsel, serta menyertakan target waktu realisasi yang lebih jelas.
Menurutnya, jika hal tersebut tidak dilakukan, maka sangat kecil peluang bagi para cagub untuk mendapatkan lonjakan dukungan elektabilitas yang signifikan.
"Jika penampilan mereka masih seperti ini, irama elektabilitas masing-masing akan stagnan karena tidak ada daya tarik baru bagi pemilih,” pungkasnya.
Baca Juga: 7 Strategi Sakti untuk Sumsel yang Lebih Baik
Dengan semakin tingginya tuntutan publik, Iyan menyarankan agar para cagub mampu menyajikan program yang lebih konkret dan dapat terwujud dalam waktu singkat.