“Kita harus didik anak-anak mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum makan,” ujarnya.
“Tapi kadang mereka merasa sudah bersih, padahal belum. Ya sudah, Kepala BGN bagi saja sendok sederhana,” katanya disambut tawa para menteri.
Menurutnya, kebiasaan masyarakat Indonesia makan dengan tangan memang tidak salah, tapi pendidikan kebersihan tetap perlu ditanamkan sejak dini.
“Kita sebagai pemimpin dan guru tidak boleh malas mengingatkan,” tandasnya.
Evaluasi Jalan Terus, Prabowo Minta BGN Jaga Kualitas
Prabowo juga mengingatkan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, untuk tidak tergesa mengejar target kuantitatif, tapi fokus menjaga kualitas dan keamanan pangan.
“Saya bilang ke Pak Dadan, jangan ngoyo. Yang penting pelaksanaannya baik, aman, dan bermanfaat,” ucap Prabowo.
Ia juga meminta setiap unit penyedia MBG untuk menerapkan prosedur tetap yang ketat, terutama soal higienitas, sumber bahan makanan, dan penyimpanan.
MBG Jadi Etalase Global
Di mata dunia, keberhasilan Indonesia menjalankan program makan gratis berskala nasional dalam waktu kurang dari satu tahun dinilai sebagai pencapaian luar biasa.
Beberapa lembaga internasional mulai mempelajari mekanisme MBG, terutama dalam hal integrasi antara dapur komunitas, logistik pangan lokal, dan pendataan digital penerima manfaat.
Namun di sisi lain, para ekonom dan pakar gizi menilai tahun 2026 akan menjadi tahun krusial bagi MBG.
Tantangannya bukan lagi sekadar distribusi, tapi menjaga kualitas dan keamanan pangan dalam skala nasional tanpa memperbesar beban fiskal.
Ikon Sosial
Program Makan Bergizi Gratis kini menjadi ikon sosial pemerintahan Prabowo-Gibran — ambisius, populis, tapi penuh ujian di lapangan.
Dari dapur sekolah di pelosok Nusa Tenggara hingga piring makan di kota besar, MBG kini menjadi wajah baru politik pangan Indonesia.
Dan di ruang Istana, Prabowo kembali mengingatkan:
“Yang penting bukan hanya banyaknya porsi yang kita bagi, tapi bagaimana kita menjaga agar setiap sendok nasi membawa kesehatan, bukan penyakit.”
