KetikPos.com -- Benteng Kuto Besak (BKB) bukan sekadar bangunan batu yang megah, tetapi juga lambang kejayaan dan ketahanan suatu bangsa.
Sebagai bagian integral dari sejarah Palembang, benteng ini telah menyaksikan berbagai peristiwa penting yang membentuk identitas dan karakter kota.
Perayaan Hari Jadi Benteng Kuto Besak adalah momen yang tepat untuk merefleksikan warisan berharga ini dan menghargai peranannya dalam menjaga keutuhan dan martabat kota Palembang.
Menggali Makna "Kuto Besak
Kuto Besak bukanlah sekadar nama, tetapi juga identitas yang menggambarkan kekuatan dan keberanian.
Dengan akar dari bahasa Sanskerta, "kuto" mengandung makna puri, benteng, atau kubu, sementara "besak" menunjukkan tinggi atau kokoh.
Gabungan kedua kata ini mencerminkan kekuatan dan ketahanan yang menjadi ciri khas benteng ini.
Baca Juga: Lawang Borotan (Gerbang Sisi Barat) Benteng Kuto Besak: Monumen Kejayaan dan Perjuangan Palembang
Proses Pembangunan yang Megah
Didirikan pada tahun 1780 oleh Sultan Muhammad Bahauddin, pembangunan Benteng Kuto Besak melibatkan kerjasama dan semangat gotong royong seluruh masyarakat Palembang.
Dengan dukungan penuh dari rakyat, benteng ini dibangun sebagai benteng pertahanan terakhir melawan penjajah Belanda.
Meskipun arsiteknya tidak diketahui dengan pasti, konon ada yang mengatakan bahwa arsiteknya berasal dari Eropa.
Keberadaan yang Strategis