Bidar, Dulu Rayakan HUT RI, Tahun Ini Rayakan HUT Ratu Belanda Wilhelmina, 31 Agustus

photo author
DNU
- Sabtu, 31 Agustus 2024 | 09:51 WIB
Festival Bidar 2024, bersamaan HUT Ratu Wilhelmina, Kok Bisa?  (instagram @festivalbidartradisional )
Festival Bidar 2024, bersamaan HUT Ratu Wilhelmina, Kok Bisa? (instagram @festivalbidartradisional )

Usulan ini bukan hanya untuk memberikan penghargaan yang layak bagi para peserta, tetapi juga untuk mendorong regenerasi dan partisipasi lebih luas dalam lomba bidar di masa mendatang.

Nostalgia Masa Keemasan: Menghidupkan Kembali Ekosistem “Kenceran

Budayawan kota Palembang, Vebri Al Lintani, memberikan perspektif yang lebih dalam tentang perubahan yang dialami oleh bidar dari masa ke masa.

Ia mengenang masa keemasan bidar pada era 1980-an hingga 1990-an, ketika perahu bidar tidak hanya menjadi milik perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga milik masyarakat umum.

Pada masa itu, bidar bukan sekadar lomba, melainkan bagian dari sebuah festival besar bernama “Kenceran” yang melibatkan berbagai aktivitas budaya dan ekonomi, seperti bazar yang menampilkan produk UMKM, kuliner tradisional, dan permainan rakyat.

“Kenceran” adalah sebuah ekosistem budaya yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat dalam sebuah perayaan bersama.

Baca Juga: Lomba Bidar Ada Sejak Kesultanan Palembang, Lagu Bidar Melaju Diciptakan 2020

Dengan adanya bazar dan permainan seperti panjat pinang, suasana lomba bidar menjadi lebih meriah dan melibatkan seluruh masyarakat, tidak hanya sebagai penonton, tetapi juga sebagai partisipan aktif.

Vebri mengungkapkan kekhawatirannya bahwa tanpa upaya revitalisasi yang serius, bidar akan kehilangan maknanya dan semakin tersingkir dari kesadaran kolektif masyarakat Palembang.

Dilema Perahu Hias: Mengancam Popularitas Bidar?

Salah satu peserta FGD, Jaka, yang merupakan pendayung bidar, menyoroti tantangan lain yang dihadapi oleh tradisi ini.

Ia mencatat bahwa lomba perahu hias yang diselenggarakan bersamaan dengan lomba bidar telah mengurangi perhatian terhadap bidar itu sendiri.

Meskipun perahu hias memiliki daya tarik tersendiri dengan desain yang unik dan estetik, Jaka berpendapat bahwa keberadaan lomba ini membuat bidar kehilangan panggung utamanya. Ia menyarankan agar fokus utama tetap pada bidar untuk memastikan tradisi ini tidak terpinggirkan.

Komitmen Pemerintah dan Peran Serta Masyarakat

Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, FGD ini juga menjadi momentum untuk menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung pelestarian perahu bidar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X