Bidar, Dulu Rayakan HUT RI, Tahun Ini Rayakan HUT Ratu Belanda Wilhelmina, 31 Agustus

photo author
DNU
- Sabtu, 31 Agustus 2024 | 09:51 WIB
Festival Bidar 2024, bersamaan HUT Ratu Wilhelmina, Kok Bisa?  (instagram @festivalbidartradisional )
Festival Bidar 2024, bersamaan HUT Ratu Wilhelmina, Kok Bisa? (instagram @festivalbidartradisional )

Ahmad Mahendra, Direktur Musik, Perfilman, dan Media yang juga Plt Kepala Museum dan Cagar Budaya, menyatakan bahwa pemerintah pusat siap mengintegrasikan program pelestarian bidar ke dalam anggaran tahun depan.

Namun, ia menekankan bahwa pelestarian ini tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah saja. Diperlukan dukungan dari BUMN, BUMD, serta keterlibatan aktif masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung keberlanjutan bidar.

Idham Bachtiar Setiadi, Ketua Yayasan Suar Bahri Kultura, menambahkan bahwa revitalisasi bidar harus melibatkan regenerasi antar generasi.

Ia mengajak semua pihak untuk membangun kembali ekosistem yang mendukung tradisi ini, dengan visi jangka panjang untuk memastikan bahwa bidar tidak hanya hidup sebagai sebuah acara tahunan, tetapi sebagai bagian dari identitas budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Inspirasi dari Pedamaran: Mengambil Pelajaran dari Sukses Lokal

Kristanto Januardi, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumsel, memberikan contoh sukses pelestarian tradisi bidar di Pedamaran, sebuah daerah di Sumatera Selatan yang masih menjaga tradisi bidar dengan baik.

Di Pedamaran, masyarakat lokal berperan aktif dalam menjaga kelestarian bidar, menjadikannya bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Kristanto mengajak Palembang untuk belajar dari kesuksesan ini dan mengadaptasi pendekatan serupa untuk menjaga tradisi bidar tetap hidup dan relevan.

Masa Depan Bidar: Sebuah Tanggung Jawab Kolektif

Kesimpulan dari FGD ini menegaskan bahwa pelestarian perahu bidar bukanlah tugas yang bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Ini adalah tanggung jawab kolektif yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

Tanpa upaya bersama, bidar berisiko menjadi hanya sekadar kenangan dari masa lalu yang hilang ditelan zaman. Namun, dengan komitmen yang kuat dan upaya yang terkoordinasi, bidar dapat terus menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Palembang, tidak hanya sebagai sebuah lomba, tetapi sebagai simbol identitas yang hidup dan dinamis.

Perjalanan untuk menjaga dan melestarikan perahu bidar ini mungkin penuh tantangan, tetapi dengan semangat kebersamaan dan dedikasi yang teguh, tradisi ini akan tetap berlayar mengarungi Sungai Musi, membawa serta cerita dan nilai-nilai yang telah menjadi bagian dari sejarah panjang Palembang.

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lihat Semua

Terpopuler

X