KetikPos.com --Palembang menyambut kedatangan seorang tamu istimewa, Berteley, pria Belanda yang memiliki ikatan mendalam dengan kota ini.
Lahir di Plaju pada 12 April 1948, Berteley kembali menginjakkan kaki di tanah kelahirannya setelah 76 tahun meninggalkan Indonesia.
Kunjungan ini tidak hanya menjadi perjalanan emosional untuk menemukan jejak masa lalu, tetapi juga menjadi refleksi tentang sejarah dan pentingnya pelestarian budaya.
Kembalinya Berteley ke Tanah Kelahiran
Berteley tiba di Palembang bersama dua rekannya, Simon, seorang akademisi dari Australia, dan Abdul dari Prancis.
Mereka ditemani oleh tour guide lokal, Diana dan Zaim, yang membantu memandu perjalanan Berteley dalam mencari asal-usulnya.
Meskipun telah meninggalkan Indonesia sejak usia dua tahun pada 1950, Berteley masih menyimpan ingatan samar tentang Plaju, tempat ia lahir dan menghabiskan awal hidupnya.
“Dua tahun setelah saya lahir, keluarga kami pindah ke Belanda. Namun, saya selalu memiliki keinginan untuk kembali ke sini, mencari jejak kelahiran saya,” ujar Berteley dengan nada penuh nostalgia.
Napak Tilas ke Plaju: Rumah Sakit BPM dan Gereja Katolik
Perjalanan Berteley dimulai dari Plaju, kawasan yang memiliki arti penting dalam kehidupannya. Ia mengunjungi Rumah Sakit Pertamina, yang pada masa kolonial dikenal sebagai Rumah Sakit BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij). Tempat ini diduga menjadi lokasi kelahirannya.
Setelah itu, Berteley melanjutkan perjalanan ke Gereja Katolik yang kini dikenal sebagai Gereja Santo Yosep Plaju.
Gereja ini menjadi saksi sejarah pembaptisan dirinya. Meski banyak yang berubah sejak era kolonial, kedua lokasi ini tetap menjadi simbol masa lalu yang menghubungkan Berteley dengan asal-usulnya.
Menelusuri Sejarah di Office Museum, Gedung Ledeng
Sebagai bagian dari eksplorasinya, Berteley dan rombongannya mengunjungi Office Museum yang berlokasi di Gedung Ledeng, kini difungsikan sebagai Kantor Walikota Palembang.