Mereka disambut oleh Kepala Kabid Aset Palembang, Surahman Nata, yang memperlihatkan prasasti peninggalan zaman Belanda.
Prasasti tersebut ditemukan kembali dalam kondisi utuh dan mengungkap sejarah pembangunan Gedung Ledeng.
Berteley dan rekan-rekannya sangat terkesan dengan upaya pelestarian sejarah tersebut. Tour guide Zaim menuturkan, “Penemuan prasasti ini menjadi penghubung yang luar biasa antara masa lalu dan masa kini.”
Selain itu, Berteley mengapresiasi Office Museum yang menghadirkan banyak informasi penting tentang sejarah kota Palembang, termasuk masa-masa kolonial.
Pesan Berteley tentang Pelestarian Budaya
Sebagai seseorang yang lahir di masa transisi antara kolonialisme dan kemerdekaan Indonesia, Berteley memiliki pandangan mendalam tentang pentingnya melestarikan sejarah dan budaya.
Ia mengimbau masyarakat Palembang, terutama generasi muda, untuk terus menjaga bangunan bersejarah, prasasti, dan dokumen-dokumen penting sebagai aset berharga bangsa.
“Warisan budaya adalah penghubung antar-generasi. Jangan sampai jejak sejarah ini hilang atau terlupakan,” pesan Berteley.
Ia juga mengungkapkan bahwa kunjungannya ke Palembang bukan hanya perjalanan pribadi, tetapi juga upaya untuk memahami bagaimana sejarah masa lalu bisa memberikan inspirasi bagi masa kini dan masa depan.
Makna Perjalanan bagi Berteley dan Palembang
Kunjungan Berteley ke Palembang mencerminkan hubungan erat antara manusia dan tanah kelahirannya, meskipun jarak dan waktu memisahkan.
Perjalanannya menjadi simbol bagaimana ingatan masa lalu bisa terus hidup, meskipun dalam bentuk yang telah berubah.
Berteley berharap kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menghargai sejarah dan budaya, baik itu di tingkat lokal maupun internasional.
Baginya, perjalanan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari upaya untuk terus menghubungkan sejarah pribadi dengan warisan bersama yang dimiliki oleh masyarakat Palembang.
Warisan Budaya