Menghadapi Tantangan Keberagamaan Kontemporer

photo author
DNU
- Jumat, 21 April 2023 | 07:21 WIB
Khutbah Idul Fitri, Dr H Agung Danarta, M.Ag Bertempat di Lapangan Depan Rektorat Kampus UPN “Veteran” Yogyakarta, Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta. (muhammadiyah.or.id)
Khutbah Idul Fitri, Dr H Agung Danarta, M.Ag Bertempat di Lapangan Depan Rektorat Kampus UPN “Veteran” Yogyakarta, Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta. (muhammadiyah.or.id)

1. Menjaga akhlak dan perilaku online: Umat Islam harus menjaga akhlak dan perilaku online mereka agar selaras dengan nilai-nilai agama. Ini termasuk menghindari berbicara kasar, menyebarkan berita palsu atau hoaks, dan mempromosikan kebencian.

2. Memilih konten yang bermanfaat: Umat Islam harus memilih konten yang bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai agama dalam penggunaan media sosial dan internet. Konten yang bermanfaat dapat membantu meningkatkan keimanan dan pengetahuan agama umat Islam.

3. Mengikuti akun sosial media yang islami: Umat Islam dapat mengikuti akun sosial media yang fokus pada konten islami dan mengikuti blog atau website islami yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan kesalehan agama mereka.

4. Berpartisipasi dalam kegiatan online yang positif: Umat Islam dapat berpartisipasi dalam kegiatan online yang positif dan dapat meningkatkan kesalehan mereka. Ini termasuk mengikuti kajian online, melaksanakan ibadah secara online, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial online yang bertujuan untuk membantu masyarakat.

5. Menjaga privasi dan keamanan online: Umat Islam harus memperhatikan privasi dan keamanan online mereka, termasuk dalam penggunaan media sosial dan internet. Hal ini termasuk memperkuat password, menghindari membuka link atau file yang mencurigakan, dan tidak membagikan informasi pribadi dengan sembarangan.

6. Berkontribusi pada pengembangan teknologi yang bermanfaat: Umat Islam dapat berkontribusi pada pengembangan teknologi yang bermanfaat dan dapat membantu meningkatkan kehidupan masyarakat. Hal ini termasuk pengembangan aplikasi atau software yang berbasis nilai-nilai agama, dan dapat membantu umat Islam dalam menjalankan ibadah dan aktivitas sehari- hari.

Dengan mengikuti cara-cara tersebut, umat Islam dapat membangun kesalehan digital dan memanfaatkan teknologi dengan cara yang positif dan bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.

• Rezimentasi aliran / madzhab agama
Rezimisasi aliran atau madzhab agama adalah praktik atau kebijakan yang dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam mempromosikan satu aliran atau madzhab agama tertentu dan menekan atau menghilangkan pengaruh aliran atau madzhab agama lainnya.

Dalam praktiknya, rezimisasi aliran atau madzhab agama sering kali dilakukan untuk memperkuat kekuasaan politik, memperkuat identitas nasional atau budaya suatu negara, atau untuk menekan paham-paham radikal dan ekstremis.

Contoh praktik rezimisasi aliran atau madzhab agama adalah pembatasan atau pengawasan terhadap kegiatan keagamaan aliran atau madzhab agama tertentu, penekanan atau penghapusan pengajaran aliran atau madzhab agama yang dianggap bertentangan dengan kebijakan negara, serta pembatasan akses dan penggunaan sumber daya keagamaan oleh aliran atau madzhab agama tertentu.

Rezimisasi aliran atau madzhab agama juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat, seperti:
1. Terjadi pembatasan hak kebebasan beragama: Kebijakan rezimisasi aliran atau madzhab agama dapat membatasi hak kebebasan beragama, terutama bagi kelompok minoritas yang menganut aliran atau madzhab agama yang dianggap tidak selaras dengan kebijakan negara.

2. Terjadi diskriminasi dan ketidakadilan: Kebijakan rezimisasi aliran atau madzhab agama dapat memperkuat diskriminasi dan ketidakadilan, karena aliran atau madzhab agama yang tidak diakui atau dianggap bertentangan dengan kebijakan negara akan merasa diabaikan dan terpinggirkan.

3. Terjadi ketegangan dan konflik: Kebijakan rezimisasi aliran atau madzhab agama dapat memicu ketegangan dan konflik antara aliran atau madzhab agama yang diakui dan yang tidak diakui oleh kebijakan negara.

Oleh karena itu, penting bagi negara dan pemerintah untuk memperkuat nilai-nilai toleransi dan menghormati kebebasan beragama, serta menghindari praktik rezimisasi aliran atau madzhab agama yang dapat merugikan masyarakat secara keseluruhan. Sebaliknya, jika praktik rezimisasi aliran atau madzhab agama terus dilakukan, maka dapat memperburuk kondisi masyarakat dan memicu ketegangan dan konflik yang lebih besar.

Jamaah Kaum Muslimin dan Muslimat yang Berbahagia Membangun masyarakat Islam Indonesia yang religius, berkemajuan, adil, makmur, dan sejahtera adalah sebuah tantangan yang kompleks dan membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai tujuan tersebut:

1. Pendidikan Agama yang Berkualitas: Pendidikan agama yang berkualitas akan membentuk pemahaman agama yang benar dan tepat. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk memahami ajaran agama Islam secara utuh dan dapat mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Sumber: Muhammadiyah.or.id

Tags

Rekomendasi

Terkini

Media: Arsitek Realitas di Era Digital

Rabu, 26 November 2025 | 08:12 WIB

Menjaga Wibawa Pendidikan dari Kriminalisasi Pendidik

Jumat, 24 Oktober 2025 | 14:09 WIB

Pelangi Beringin Lubai II: SIMBOLIS HUBUNGAN KEKERABATAN

Selasa, 23 September 2025 | 07:02 WIB

Pelangi Beringin Lubai dalam Kenangan I: Budaya Ngule

Senin, 22 September 2025 | 19:12 WIB

Rusuh: Rakyat Selalu Dipersalahkan, Kenapa?

Jumat, 5 September 2025 | 17:48 WIB

BEDAH ALA KRITIKUS SASTRA

Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:28 WIB

BENDERA PUTIH TLAH DIKIBARKAN

Senin, 25 Agustus 2025 | 16:11 WIB
X