Serangan biasanya berlangsung selama 2-72 jam tanpa pengobatan dan pengidap biasanya tidak merasakan gejala diantara serangan.
Selain itu, paling tidak ada dua gejala lain yang berhubungan, seperti kehilangan nafsu makan, mual, muntah, dan pucat saat serangan nyeri terjadi, serta paling tidak telah terjadi setidaknya 5 episode nyeri untuk memastikan diagnosisnya.
Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter untuk dapat membedakan abdominal migrain dari kemungkinan-kemungkinan penyebab lain dari gejala yang dirasakan, seperti yang disebabkan oleh gangguan saluran cerna, gangguan susunan saraf pusat, gangguan metabolik, penyebab urogenital, penyakit hematologi/onkologi, infeksi, rematik, dan sebagainya.
Pengobatan Abdominal Migrain
Jika mendapat diagnosa abdominal migrain, pengobatan yaitu menghilangkan gejala selama serangan dan pencegahan kekambuhan di masa depan.
Nah, berikut beberapa cara pengobatan yang umumnya dilakukan oleh ahli medis, yaitu:
1. Terapi non-farmakologi
Terapi umumnya diawali dengan terapi non farmakologi, seperti dengan penjelasan dan edukasi untuk mencegah pemicu, terapi perilaku/kebiasaan, dan modifikasi diet.
Sementara itu, terapi perilaku yaitu dengan psikoterapi, terapi perilaku kognitif khusus, hipnoterapi, terapi keluarga, dan yoga. Beberapa modifikasi diet yang dapat dilakukan, seperti diet tinggi serat, konsumsi probiotik, diet bebas laktosa (pada pengidap dengan intoleransi laktosa).
2. Konsumsi obat-obatan
Jika terasa sulit untuk mengatasi keluhan, kemungkinan dokter akan memberikan beberapa obat-obatan guna mengelola migrain perut. Berikut beberapa obat yang dokter dapat resepkan berdasarkan kegunaannya untuk atasi abdominal migrain:
NSAID atau acetaminophen yang berguna untuk menghilangkan rasa sakit.
Triptan, obat yang berguna untuk mengatasi sakit kepala migrain dan mampu mencegah gejala berkembang.
Obat anti mual, obat ini bekerja untuk memblokir bahan kimia pada otak yang memicu terjadinya muntah.
Seperti halnya sakit kepala migrain, salah satu cara utama untuk mencegah abdominal migrain adalah menghindari pemicunya. Semua anggota keluarga beserta dokter perlu bekerja sama untuk mengidentifikasi pemicu yang spesifik guna penyusunan strategi lebih baik agar dapat menghindari pemicunya dengan maksimal.
Ada beberapa efek samping dari beberapa obat abdominal migrain, antara lain pusing, mual, diare, penglihatan kabur, lemas, serta tangan dan kaki menjadi dingin. Jika kamu mengalami gejala-gejala tersebut, ada baiknya segera berdiskusi dengan dokter.
Selain itu, obat-obatan yang digunakan untuk atasi gangguan pada perut ini juga hanya bisa dibeli dengan resep dokter untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Perubahan gaya hidup
Penanganan abdominal migrain juga bisa dengan mengubah gaya hidup, perilaku, atau kebiasaan. Cobalah untuk berbaring di ruangan yang gelap dan sunyi untuk meredakan gejala. Selain itu, beberapa perubahan gaya hidup ini dapat membantu meredakan serangan abdominal migrain, yaitu: