KetikPos.com -- Salah satu sudut di Istana Maimun, atau Istana Maimoon yang menarik perhatian adalah sebuah bangunan kecil bergaya adat Karo di sisi istana.
Bangunan ini ternyata menyimpan Meriam Puntung, yang dikeramatkan menurut hikayat Melayu Deli.
Cerita tentang Mambang Khayali yang berubah menjadi meriam saat mempertahankan istana dari serbuan Raja Aceh menambahkan nuansa magis pada tempat tersebut.
Cerita atau hikayat mengenai Meriam Puntung dalam puak Melayu Deli menambahkan nuansa magis dan sejarah pada kompleks Istana Maimun di Kota Medan.
Hikayat ini menceritakan bahwa meriam tersebut adalah penjelmaan dari Mambang Khayali, adik Putri Hijau dari Kerajaan Deli Tua.
Baca Juga: Istana Maimun, Perpaduan Arsitektur Melayu Deli Plus Islam, Spanyol, India, Belanda dan Italia
Menurut cerita, Mambang Khayali berubah menjadi meriam sebagai bentuk pertahanan istana ketika Raja Aceh menyerang, setelah pinangannya ditolak oleh Putri Hijau.
Akibat larasnya yang panas karena dipakai menembak terus-menerus dalam upaya mempertahankan istana, meriam itu dikisahkan pecah menjadi dua bagian.
Ujung meriam dikatakan melayang dan jatuh di Kampung Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Tanah Karo.
Baca Juga: Istana Maimun: Megahnya Destinasi Wisata Bersejarah di Kota Medan
Sementara pecahan satunya lagi disimpan di ruang kecil tempat kami berdiri, menjadi suatu peninggalan bersejarah yang dipelihara dan dipamerkan.
Hikayat ini tidak hanya memberikan dimensi mistis pada Meriam Puntung, tetapi juga menambahkan lapisan cerita dan nilai sejarah pada kompleks Istana Maimun.
Meriam tersebut menjadi bukti hidup dari perjuangan dan pertahanan Istana Maimun, menciptakan kisah yang tetap hidup dan menjadi bagian dari warisan budaya masyarakat Melayu Deli.
Baca Juga: Menelusuri Keindahan Pantai di Medan: 10 Destinasi Wisata Bahari yang Menggoda
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.