Oleh Vebri Al Lintani
Dalam beberapa tahun terakhir, muncul polemik di media massa dan kalangan seniman mengenai klaim bahwa Elly Rudi adalah pencipta Tari Tanggai.
Klaim ini memicu diskusi hangat dan menimbulkan kebingungan di antara penikmat seni dan praktisi tari tradisional di Palembang.
Namun, klaim tersebut ternyata tidak akurat dan perlu diluruskan berdasarkan sejarah dan sumber-sumber terpercaya.
Baca Juga: Kontroversi di Balik Maestro Tari Sumsel, Bunda Elly Rudi**
Tari Tanggai sebenarnya merupakan perkembangan dari Tari Tepak yang menggantikan Tari Gending Sriwijaya (TGS) selama kurun waktu 1965 hingga 1969.
Gerakan Tari Tepak sendiri diadaptasi dari gerakan TGS dan kemudian dikenal sebagai Tari Tanggai dengan sedikit perubahan pada nama namun tetap mempertahankan gerakan dasar TGS.
Menurut Lina Muchtar, seorang pelatih dan penari senior tari Gending Sriwijaya, sekitar 90 persen gerakan Tari Tanggai saat ini merupakan gerakan yang sama dengan TGS.
Oleh karena itu, mengklaim Elly Rudi sebagai pencipta Tari Tanggai jelas tidak tepat.
Baca Juga: Maestro Tari Sumsel, Bunda Elly Rudi, Tutup Usia
Pada tahun 2006, saya bersama Yuli Sudartati dan Sartono menulis buku tentang Tari Tanggai dengan melakukan diskusi terpumpun (FGD) di sekretariat Dewan Kesenian Palembang.
FGD ini melibatkan sejumlah tokoh tari terkenal seperti R.A. Tuti Zahara Akib (penari Gending Sriwijaya tahun 1945), Ana Kumari, Ailuni Husni, Elly Rudi, Lina Muchtar, H. Soleh Umar, M. Ali Ujang, Sartono (akademisi), Yuli Sudartati (akademisi), dan Tugiyo (akademisi).
Para tokoh ini memberikan informasi berharga mengenai sejarah dan evolusi tari tradisional di Palembang.
Selanjutnya, pada tahun 2012, saya menulis buku tentang Tari Gending Sriwijaya yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Palembang, dan pada tahun 2016, saya menulis buku Tari Tepak Keraton yang diterbitkan oleh Balitbangnovda Provinsi Sumsel.