Juga terlihat mantan Ketua Dewan Kesenian Palembabg, Vebri Alintani.
Banyak murid dan rekan sejawat dari Sanggar Anna Kumari tampak hadir, memberikan penghormatan terakhir.
Rini, salah satu murid senior, tampak tak kuasa menahan air mata saat menceritakan kedekatannya dengan almarhumah.
"Bu Anna tidak hanya mengajarkan kami menari, tetapi juga tentang kehidupan. Kepergian beliau adalah kehilangan yang sangat mendalam," ucapnya dengan suara bergetar.
Penghormatan Terakhir di Rumah Duka
Sebelum prosesi pemakaman, jenazah disemayamkan di rumah duka yang selama ini menjadi pusat aktivitas seni tari almarhumah. Rumah itu tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga Sanggar Anna Kumari, yang telah menjadi simbol pelestarian budaya Palembang.
Banyak pelayat yang hadir untuk mendoakan dan mengenang jasa-jasa almarhumah, yang dengan penuh cinta mengabdikan hidupnya untuk seni tari.
Prosesi penghormatan di rumah duka berlangsung dengan penuh khidmat. Sejumlah pejabat pemerintah daerah juga tampak hadir, memberikan ucapan belasungkawa dan mengenang peran Hj. Anna Kumari dalam memajukan seni budaya di Palembang.
Beberapa pelayat tak kuasa menahan air mata, mengingat kenangan bersama sosok yang ramah dan penuh kasih.
Baca Juga: Maestro Tari Sumsel, Bunda Elly Rudi, Tutup Usia
Ungkapan Duka Keluarga
Anwar Fuadi, adik kandung Hj. Anna Kumari yang akrab disapa Mang Den, mewakili keluarga besar mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang hadir dan mendukung mereka di masa sulit ini.
Dengan suara yang tenang, namun penuh emosi, ia memohon maaf atas segala kesalahan almarhumah semasa hidupnya.
“Kami sekeluarga sangat kehilangan sosok yang begitu berarti bagi kami dan banyak orang. Ayunda adalah sumber inspirasi dan semangat bagi keluarga dan para muridnya. Kami berterima kasih atas semua doa dan dukungan yang diberikan. Semoga beliau tenang di sisi-Nya,” ucap Mang Den dengan suara serak.