Tak hanya dari pihak Kesultanan, Gubernur Sumatera Selatan dan Wali Kota Palembang juga menyatakan keprihatinan atas kejadian ini. Mereka menegaskan pentingnya menjaga citra Palembang sebagai kota yang berbudaya tinggi dan bersejarah.
Sementara itu, di media sosial, netizen terpecah menjadi dua kubu. Sebagian mendukung Willie Salim, menganggap bahwa kejadian ini hanyalah kesalahpahaman yang tidak perlu dibesar-besarkan.
Namun, banyak juga yang membela wong Palembang, menuntut agar Willie lebih memahami budaya setempat sebelum membuat konten di daerah yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Baca Juga: Drama Rendang 200 Kg di Palembang: Settingan atau Realita?
Konten Tidak Boleh Merusak Budaya
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi para konten kreator agar lebih sensitif terhadap budaya lokal sebelum membuat konten. Palembang bukan hanya sekadar kota, tetapi memiliki 1.400 tahun sejarah dengan tradisi yang kaya dan harus dihormati.
Baca Juga: Drama Rendang 200 Kg” di Palembang: Antara Konten, Kejanggalan, dan Ancaman Laporan ke Polda
Apakah Willie Salim akan memenuhi tuntutan permintaan maaf ini? Atau kasus ini akan berlanjut ke ranah hukum? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.