Motor tua tetap menjadi andalannya pada saat menjelang pemilihan umum.
Dia tampak gagah di atas sadel sepeda motor.
Iring-iringan sepeda motor tampak gagah dengan dikawal vorider yang meraung-raung sirine dan lampunya berkelap-kelip.
Teriakan dan yel-yel memuji tokoh dan kepartaian Amirullah mengiringnya mendapat posisi sebagai anggota dewan.
Dua kali dia duduk di kursi dewan.
Meski tak banyak yang bisa diperjuangkan bagi orang banyak kala menjadi anggota dewan, setidaknya bagi partai dan orang-orang dekatnya, Amirullah adalah orang baik.
Dan memang Amirullah selalu tampil saat sidang dan rapat di gedung dewan.
Dia menjadi orang yang paling banyak bicara. Tidak pernah tertidur ketika sidang.
Habis, gizinya bagus.
Dan itu diwariskan ke anaknya, Amirudin. Nyaris sama, perjalanan hidup sang anak dengan dirinya dulu.
Baca Juga: Festival Cap Go Meh Menyatukan Kisah Keberhasilan
Bedanya, dulu orang tua Amirullah, Ibnu Hajar, pengusaha murni.
Amirullah, pengusaha ya politikus. Dan, anaknya pun diajarkan berorganisasi dan berpolitik.
Di nomor jadi, sang anak pun dipasang.
Dengan motor besar milik ayahnya dia pun kembali mengulang sukses.