KetikPos.com -- "Dengan mengucapkan bismilahi rohman nirohim gedung ini disegel untuk kepentingan Gedung Kesenian Palembang," ucap Vebri Alintani di sela-sela Bakti Sosial sejarawan, seninam, dan budayan yang tergabung dalam Aliansi Maayarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB) di Balai Pertemuan atau eks KBTR, Minggu sore (12/2/2023).
Dan secara resmi, spanduk bertuliskan "Bangunan ini untuk Gedung Kesenian Palembang/Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya" pun dibentangkan
di pintu masuk Balai Pertemuan, eks KBTR yang menurut mereka saat ini terlantar dan dibiarkan hancur tak terawat..
Memang, melalui aksi Bakti Sosial, seniman, sejarawan, dan budyawana Palembang melakukan bersih-bersih di Gedung Pertemuan atau eks KBTR Palembang. Selain itu mereka menampilkan beragam aktivitas seni.
Tampak hadir, antara lain, Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP) M Iqbal Rudianto, Ketua MSI Dr Dedi Irwanto, Ketua Komisi V DPRD Sumsel Susanto Azis, dan sedikitnya 30 elemen terkait seni dan budaya serta mahasiswa mendukung bakti sosial ini.
Bakti sosial ini dilaksanakan atas nama Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya. Kordinator aksi Vebri Alintani menegaskan bahwa sejak kemarin resmi menjadikan Balai Pertemuan sebagai Gedung Kesenian Palembang.
"Malu sebagai kota, ibukota Sumsel, tapi tidak punya gedung kesenian," ujarnya.
Ditandai pemasangan spanduk bertuliskan "Bangunan ini untuk Gedung Kesenian Palembang". di depan pintu masuk Balai Pertemuan, diharapkan ke depan beragam aktivitas seni akan dilaksanakan di gedung yang terletak tak jauh dari Kantor Walikota Palembang ini.
Ke depannya akan dilaksanakan kegiatan seni secara rutin di sini. Mimbar seni dan aktivitas seni, sampai ada respon dari pihak terkait, Terutama Pak Walikota Palembang.
Sementara Qusoi, kordinator lapangan menyatakan bahwa Memang nak gile Pemimpin Kota ini. "Ada rawa di timbun dijadkan gedung bertingkat. Di sini, gedung bagus megah malah ditelantarkan. dibiarkan rusak. Pemimpimpinnye gile, syukur-syukur wraganya idak meile-ile," ujar Qusoi yang juga Sekjen DKP ini lantang.
Ketua Komisi V DPRD Sumsel Susanto Azis mendukung apa yang dilakukan seniman, budayaan dan sejarawan. Pihaknya juga sudah bertemu dengan seninam dan
kawan kawan di Komisi V.
"Kami dukung dengan berbagai cara dan skema. Bahkan bukan hanya keinginan memilikig gedu g kesenian. kami juga dukung upaya agar terbentuk Tim Ahli cagar budaya di seluruh wilayah kaabupaten/kota di Sumsel.
Sehingga benda-benda peninggalan yang ada bisa terjaga dan lestari," uajrnya.
Sementra itu pemantauan, seniman dari berbagai bidang seni terlihat menunjukkan aksinya, ada atraksi pantomin dari Wak Dolah dkk, ada teater Blok E Art di bawah
binaan Mbak Ewa yang menampilkanlkaon lakon tentang Pasar Cinde..
Ali Goik menampilkan lagu ciptanyya Tua di Kota Tua bersama beberapa musisi Palembang. Ada pembacaan puisi oleh Anto Narasoma. Ada juga Mang Jai, singa podium yang tak terkalahkan dalam setiaplomba puisi di masa muanya dulu. Juga, Mang Zai, penyanyi lagu Palembang yang tahun lalu dapat penghargaan Batanghari Sembilan dari Gubernur Sumsel H Heman Deru. Termasuk juga Andi Pedo, dengan lagu ciptaannya, "Ringam".
Seniman film juga tampak diantara Crismadi Rahmawan sebagai Ketua Komite Film DKP bersama teman-temannya melakukan aksi bersih bersih menggunakan alat seadanya. Juga mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi juga membaur bersama.
Para seninam, sejarawan, dan bdayawan ini berharap, kondisi Gedung Ksenian yang saat ini memang memprihatinkan, bisa digunakan untuk beraktivitas seni.
Seninam seni rupa juga tampil. Mereka mengabadikan objek Gedun Pertemuan ke dalam kanvas. sehingga terlihat lahirlah beberapa karya lukis berupa Gedung Pertemuan yang dulu megah tapi kini menyedihkan dan dalam kondisi rusak. "Inilah lukisan berjudul, 'eks KBTR ku yang Malang," kata Edi Payuni, seorang seniman lukis.