Baca Juga: Demi Capai Target Zero Emission, PLTU Secara Simultan Akan Pensiun Dini
"Di sisi lain aktivitas angkutan batu bara dan tambang batu bara di Sumsel sangat meresahkan masyarakat mulai dari rusaknya lingkungan, hilangnya mata pencaharian masyarakat dan menurunnya kualitas kesehatan, maka layak dituntut untuk cabut izin dan tutup semua stockpile yang ada di sepanjang Sungai musi serta evaluasi angkutan batu bara di perairan Sungai Musi yang selama ini membawa bencana terhadap Masyarakat di Provinsi Sumsel,"bebernya.
Untuk itu, dirinya meminta Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru berani memimpin atau menginisiasi percepatan pemensiunan PLTU batubara demi mewujudkan transisi energi yang adil dan berkelanjutan di Pulau Sumatera, melalui langkah koordinasi dan konsolidasi dengan para Gubernur di se Sumatera.
"Kami mendesak presiden Prabowo untuk mewujudkan proses pemulihan baik terhadap lingkungan maupun korban yang telah jatuh akibat investasi tambang batu bara dan pembangkit energi fosil di Sumatera Selatan secara khusus dan Pulau Sumatera segera mempercepat transisi energi untuk menghindari kerusakan yang lebih besar dan menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak,"pungkasnya dengan nada tegas.
Konsolidator Sumatera Terang untuk Energi Bersih (STuEB), Ali Akbar menyatakan belum ada pergerakan yang signifikan dari Negara untuk menjalankan agenda transisi energi.
"Yang muncul adalah strategi akal-akalan seperti co-firing, gasifikasi batubara dan biomas, yang semuanya bertujuan untuk melanggengkan batubara sebagai bahan bakar utama pembangkit listrik di Sumatera,"jelas Ali Akbar yang juga menjabat sebagai Ketua Kanopi Hijau Indonesia ini.
Wilton Amos Panggabean dari YLBHI-Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pekan Baru mengatakan, Riau tanpa PLTU batu bara merupakan langkah tepat mengatasi krisis iklim, karena keberadaan PLTU Tenayan Raya justru menambah derita bagi masyarakat Riau khususnya nelayan di Okura yang tidak lagi bisa mengkonsumsi air dari Sungai Siak .
"Tidak adanya komitmen pemerintah untuk menghentikan laju emisi karbon dengan menghentikan aktifitas PLTU Tenayan Raya berdampak pada menurunnya kualitas hidup masyarakat Riau khususnya bagi mereka yang tinggal di sekitar PLTU,"ungkapnya
Hardi Yuda dari Lembaga Tiga Beradik (LTB) Jambi menambahkan bahwa kondisi Provinsi Jambi sangat mengkhawatirkan, lubang-lubang bekas tambang batubara terbuka lebar tanpa reklamasi, ini adalah kejahatan lingkungan. Dana reklamasi yang seharusnya digunakan untuk pemulihan bekas tambang disalurkan entah ke mana.
"Di Kabupaten Muaro Jambi, situs cagar budaya nasional terluas di Asia Tenggara terancam rusak akibat dikepung stockpile batubara. Sedangkan di Desa Semaran Kabupaten Sarolangun setiap hari masyarakat dihadapkan dengan polusi udara akibat PLTU Semaran yang dioperasikan PT Permata Prima Elektrindo.
Tentunya masih banyak persoalan lainnya yang diakibatkan oleh pertambangan batubara di Provinsi Jambi. Hingga saat ini dari persoalan tersebut belum terlihat adanya upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi tersebut, hal ini terkesan dibiarkan,"bebernya
Artikel Terkait
Demi Capai Target Zero Emission, PLTU Secara Simultan Akan Pensiun Dini
Jangan ada PLTU baru, STuEB serahkan “policy brief” transisi energi ke JETP
Expo Nasional 2024 Pamerkan Karya Siswa Madrasah, dari Kostum Upacara Kemerdekaan hingga Energi Listrik Ramah lingkungan
AJI Palembang Gelar Diskusi Publik tentang Komitmen Calon Kepala Daerah dalam Transisi Energi di Sumatera Selatan
10 Bendungan Terbesar di Indonesia yang Berperan Penting untuk Ketahanan Energi dan Sumber Daya Alam
6 Daerah Penghasil Gas Alam Terbesar di Indonesia yang Memiliki Potensi Energi Signifikan untuk Masa Depan
Menuju Energi Mandiri: Kementerian ESDM Gencarkan Reaktivasi Sumur Migas dan Inovasi Biodiesel"
Sumatera Menolak Punah, STuEB Dorong Transisi Energi yang Adil dan Berkelanjutan