ADO Sumsel juga menyatakan bahwa mereka tidak akan segan menggelar aksi massa besar jika tuntutan mereka terus diabaikan.
“Kami masih membuka ruang untuk dialog. Namun, jika terus dibungkam, kami akan beraksi. Jangan salahkan kami jika jalanan menjadi panggung perlawanan. Ini bukan hanya soal tarif, tapi juga soal harga diri kami sebagai buruh yang bekerja keras,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu driver ojol senior di Palembang, Harun, juga mengungkapkan betapa kerasnya hidup sebagai driver ojol dengan tarif yang semakin murah, potongan yang semakin besar, dan biaya hidup yang terus melonjak.
“Tarif makin murah, potongan makin besar, dan biaya hidup semakin tinggi. Kami bekerja dari pagi hingga malam, tapi yang kami bawa pulang hanya cukup untuk bensin dan makan seadanya,” ungkap Harun.
Harun menambahkan, selain tarif yang tidak sebanding dengan kerja keras, para driver juga harus menghadapi risiko kecelakaan serta cuaca buruk, namun hasil yang didapatkan tetap tidak memadai.
“Kami sudah berisiko kecelakaan, menghabiskan banyak waktu, tapi penghasilan kami tidak sebanding dengan kerja keras kami. Kami merasa seperti mesin yang terus bekerja tanpa henti, tapi tidak ada penghargaan yang pantas,” keluh Harun.
Pada Hari Buruh ini, ADO Sumsel menegaskan bahwa perjuangan mereka bukan hanya untuk tarif yang adil, tetapi juga untuk pengakuan terhadap hak-hak buruh digital yang harus dihargai dan dilindungi. **
Artikel Terkait
Kedai ADO Sumsel Resmi Dibuka, Dorong Pengembangan UMKM dan Kesejahteraan Driver Ojol di Sumatera Selatan
Ketua DPD ADO Sumsel Desak Pemerintah Akhiri Polemik Status Ojol: Stop Plin-Plan, THR dan Perlindungan Sosial Harus Jelas!
Ketua DPD ADO Sumsel Minta Aplikator Segera Jalankan Imbauan Presiden soal BHR Driver Ojol
DPD ADO Sumsel Tegas Tolak Program Grab Hemat Prabayar, Ancam Aksi Ribuan Driver Jika Tuntutan Tak Diindahkan
Begini Isi Surat ADO Sumsel Kepada Gubernur Terkait Program Grab Hemat Prabayar
DPD ADO Sumsel Siap Kerahkan Puluhan Ribu Ojol Kepung DPRD Sumsel pada 20 Mei 2025
Ketua ADO Sumsel: Perang Tarif Dimulai, Ojol Dikorbankan Lagi