KetikPos.com – Hotel Saint Regis, Rabu (20/8), ruangan penuh jajaran procurement Pertamina mendadak hening saat Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, mengangkat isu sensitif: korupsi pengadaan barang dan jasa.
“Pengadaan itu ibarat ruang gelap, tempat peluang dan risiko saling berkejaran. Di sanalah integritas diuji,” tegas Fitroh.
Ucapan itu seperti alarm. Semua tahu, procurement adalah jantung bisnis BUMN. Sekali saja ada penyimpangan, kerugian negara bisa merembet hingga triliunan rupiah.
Mantra Baru: IDOLA & GATOTKACA MESRA
Bukan sekadar mengingatkan, KPK bahkan membawa “mantra” baru untuk dipraktikkan insan Pertamina. Dua akronim unik diperkenalkan:
IDOLA: Integritas, Dedikasi, Objektif, Loyal, Adil.
GATOTKACA MESRA: Gesit, Total, Kreatif, Adaptif, Cerdas, Amanah.
Keduanya bukan sekadar jargon. “Ini fondasi budaya kerja. Tanpa integritas, setiap dokumen bisa jadi celah, setiap kontrak bisa jadi pintu korupsi,” ujar Fitroh.
Cermin SPI: Procurement Masih Titik Lemah
Sinyal bahaya datang dari hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) 2024. Lagi-lagi, procurement mencatat skor kerawanan paling tinggi.
Hery Murahmanta, SVP Procurement Pertamina, mengakui pesan KPK sebagai “kompas moral” baru.
“Kami ingin memastikan setiap proses procurement bukan hanya patuh aturan, tapi juga bebas dari ruang abu-abu,” ucapnya.
Sementara Erry Sugiharto, Direktur Penunjang Bisnis, menambahkan: “Procurement itu posisi strategis, tapi juga penuh jebakan. Kehadiran KPK membuat kami semakin waspada.”
Amanah di Atas Gaji Besar
Di akhir forum, Fitroh menegaskan pesan yang sederhana tapi menusuk:
“Pegawai BUMN sudah mendapat fasilitas dan penghasilan layak. Tidak ada alasan untuk korupsi. Amanah terbesar kita adalah menjaganya.”
