Ketikpos.com -- Informasi miris terkuak dari kalangan profesi pencari berita. Hasil riset Aliansi Jurnais Independen (AJI) ternyata hanya 23,8 persen jurnalis wanita yang tidak mengalami pelecehan seksual.
Selama ini, kekerasan seksual terhadap jurnalis perempuan terkesan seperti mitos. Sulit dibuktikan dengan ketiadaan data. Namun, hasil riset Aliansi Jurnalis Independen (AJI) berkata lain.
Dari akun instagram @info LPSK diketahui bahwa organisasi wartawan AJI telah meriset.
Dengan responden 852 jurnalis perempuan di 40 kota, hasilnya diketahui sebanyak 86,2% jurnalis perempuan pernah mendapatkan tindakan kekerasan seksual.
Para pelakunya mulai dari state actor, rekan sesama kerja hingga pimpinan di kantor.
Baca Juga: David Penggemar Gus Dur, Warganet Mendoakan Kiranya Tuhan Yesus Menjamah dan menyembuhkan David
Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal AJI Ika Ningtyas dan pengurus AJI lainnya Nani Afrida, saat berdiskusi dengan Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo bersama Wakil Ketua Livia Iskandar dan Edwin Partogi Pasaribu di kantor LPSK, Selasa (7/3-2023).
Ika juga menuturkan, sebanyak 57,2% kantor media tidak memiliki standar operasional prosedur penanganan kekerasan seksual.
Kalaupun ada, standar operasional prosedur dalam penanganan kekerasan terhadap jurnalis, yang mengatur penanganan kekerasan fisik meliputi seksual.
Dalam pertemuan itu, AJI berharap dapat bersinergi dengan LPSK untuk lebih mengampanyekan perlindungan negara terhadap korban kekerasan seksual,
khusus dari kalangan jurnalis perempuan.
Bahkan, AJI sendiri telah menyusun sebuah master of SOP perlindungan bagi jurnalis secara nasional, termasuk bagi para jurnalis perempuan.
