Polisi Bodong
Irsyad melanjutkan, ketiga oknum TNI sudah mengetahui apabila Imam menjual obat-obatan.
RM, J, dan HS akhirnya mengaku menjadi polisi gadungan sehingga bisa menculik dan memeras Imam.
“Ya dia sudah mengetahui kalo kelompok ini penjual obat-obatan itu, dan kalau dia diculik, diperas, dia cenderung tidak lapor dengan kepolisian,” kata Irsyad.
“Jadi pura-pura jadi polisi bodong, tangkap, terus meminta sejumlah uang buat ditebus,” lanjutnya.
Irsyad berpendapat bahwa penculikan itu kelewatan sehingga menyebabkan korban tewas.
“Namun pelaksanaannya mungkin kelewatan sehingga menyebabkan meninggal,” papar dia.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda Julius Widjojono mengatakan, setelah mengetahui kasus ini, Panglima TNI menyampaikan keperihatinannya. Bahkan, Panglima TNI meminta kasus ini dapat dikawal serius hingga para pelaku dapat menjalani proses hukum secara proporsional.
“Pasti dipecat dari TNI karena termasuk tindak pidana berat, melakukan perencanaan pembunuhan. Itu instruksi Panglima TNI,” tegas Julius lewat pesan singkat.
Sebelum terungkap, kasus penculikan ini sempat diviralkan videonya oleh akun instagram @ahmadsahroni88 mulai awal penculikan, kondisi korban penuh luka, lalu laporan kepolisian tentang penyerahan jenazah, dan ada foto korban dalam peti jenazah.