"Posko ini akan mengumpulkan bukti dan kesaksian untuk selanjutnya dijadikan dasar laporan hukum kepada aparat penegak hukum,"ujarnya
Tak hanya membuka posko, LAAGI juga berencana menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Selatan pada tanggal 22 Mei 2025.
Dalam aksi tersebut, LAAGI akan secara resmi mendesak Kepala Kejati Sumsel untuk memeriksa dan mengusut tuntas dugaan keterlibatan oknum BRI berinisial R serta kemungkinan adanya keterlibatan pihak internal lainnya.
Baca Juga: Pakar Sebut Ransomware yang Klaim Serang BRI Hanya Gertak Sambal: Data Ternyata Nyolong dari Scribd!
"Kami mendesak Kejati Sumsel untuk tidak tinggal diam. Praktik mafia lelang seperti ini harus dihentikan karena merugikan negara dan masyarakat. Oknum-oknum yang bermain dalam sistem harus diungkap dan dihukum tegas," tegas Sukma.
Sukma juga mengingatkan bahwa praktik semacam ini, jika dibiarkan, akan merusak citra lembaga keuangan negara dan memperburuk kepercayaan publik terhadap mekanisme lelang negara yang selama ini dijaga integritasnya oleh Kementerian Keuangan melalui KPKNL.
“Jangan sampai BRI dan KPKNL menjadi sarang mafia karena ulah segelintir oknum. Kami akan kawal kasus ini sampai ke akar-akarnya. Jika Kejati Sumsel tidak segera bertindak, kami akan bawa perkara ini ke Kejagung,” tukasnya.
LAAGI juga mengundang semua pihak yang merasa menjadi korban atau memiliki informasi terkait praktik mafia lelang ini untuk datang dan melapor ke posko pengaduan. LAAGI menjamin perlindungan kerahasiaan identitas pelapor.
Baca Juga: BRI Peduli BO Bukittinggi Renovasi Mushala Al Ma'wa
“Kami membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat, khususnya nasabah dan debitur yang merasa asetnya dilelang secara tidak adil atau mencurigakan. Ini saatnya kita bersuara melawan mafia lelang,” ujar Sukma menutup pernyataannya.
LAAGI menyatakan bahwa gerakan ini bukan sekadar aksi seremonial, melainkan bagian dari komitmen untuk menegakkan keadilan dan melindungi hak-hak warga negara dari praktik-praktik koruptif yang terselubung. ***