KetikPos.com -- Penghargaan Batanghari Sembilan, yang merupakan penghargaan dari Gubernur Sumsel bagi seniman yang dinilai kreatif dan memberikan motivasi bagi banyak orang, tahun ini sepertinya tidak seperti biasanya.
Kriteria seniman yang berhak menerima, kata Plt Ketua DKSS Surono, adalah mereka yang masih aktif berkarya. "Artinya, masih hidup," jelasnya di sela-sela Musda DKSS tadi malam di Hotel Swarna Dwipa Palembang.
Tapi nyatanya, tahun ini, Surono membocorkan bahwa salah satu penerima penghargaan itu, khususnya di bidang sastra adalah, almarhum Mady Lani.
Baca Juga: Musda VI DKSS Digelar, DK OI Pertanyakan Keabsahan Musda
Penerima anugerah ini adalah penulis dan seniman Sumsel yang berasal dari Pagaralam.
Namun, mengapa bisa anugerah itu diberikan kepada senian yang sudah tutup usia?
Ternyata, menurut Surono, karena keputusan dan penetapan untuk memberikan anugerah itu sudah ditandatangani saat almarhum masih masih hidup.
"Sehingga, tidak mungkin menganulir kembali keputusan yang telah ditetapkan," ujarnya.
Surono sendiri, ditunjuk sebagai Plt Ketua DKSS dengan dua tugas, melaksanakan anugerah Batanghari Sembilan 2023 dan menggelar Musda DKSS yang kini tengah berlangsung.
Seperti diketahui, Asmadi dengan nama pena Madi Lani tutup usia Kamis malam (10/8/2023) di kedimamannya di kota Pagar Alam.
Baca Juga: Aliansi Seniman Menggugat Desak Gubernur Gelar Musdalub Bukan Musda DKSS
Sosok yang dikenal luas pengabdikan dirinya untuk pelestarian budaya dan sastra Besemah ini tutup usia dikarenakan komplikasi penyakit yang telah lama dideritanya.
Ridwan salah seorang kurator muda kota Pagar Alam mengungkapkan, dari Asmadi lah ia banyak belajar seni budaya oral Besemah seperti Guritan dan Andai-andai.
"Wak Asmadi lah yang pertama kali mengenalkan saya secara khusus tentang budaya asli tanah Besemah dan dari dialah saya banyak belajar literatur-literatur tentang sastra lokal seperti Guritan dan Andai,Andai,"kata Ridwan seperti dikutip dari RMOL.
Baca Juga: Hadiah Besar Bagi Seniman Palembang, Sekretariat DKP dan Gedung Kesenian
Tak cuma jadi mentor dan guru tentang seni budaya sastra lokal Besemah, Asmadi juga beberapa kali terlibat dan berkolaborasi dalam beberapa kegiatan seni budaya mulai dari seminar dan diskusi sampai dengan pementasan seni budaya
hingga tingkat regional dan nasional.
Seperti dilansir dari Pagaralampos.com, Mady Lani Sastrawan semasa hidupnya mengatakan bahwa prestasi dan keberadaannya kerap diragukan.