Setelah lima hari pertempuran yang melelahkan, Belanda akhirnya terpaksa mundur. Perjanjian Cease Fire akhirnya disepakati oleh kedua belah pihak, menandai berakhirnya pendudukan Belanda dari wilayah kota Palembang.
Pertempuran yang terjadi di sekitar Masjid Agung Palembang menjadi bukti nyata dari semangat perjuangan dan keteguhan hati para pejuang Republik dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai sebuah simbol keberanian dan pengorbanan, masjid ini tetap menjadi saksi bisu dari sejarah perjuangan bangsa, mengingatkan kita akan arti pentingnya mempertahankan kemerdekaan dan merawat nilai-nilai keadilan serta persatuan.
Baca Juga: Tugu Monpera Area Ranau: Saksi Bisu Pahlawan Pemberani dari Ranau
Seiring berjalannya waktu, Masjid Agung Palembang terus menjadi pusat spiritual dan budaya bagi masyarakat Palembang. Renovasi dan perluasan berulang telah dilakukan untuk menjaga keutuhan dan keindahan masjid ini.
Meskipun berbagai perubahan telah terjadi, tetapi esensi dan makna yang terkandung dalam bangunan megah ini tetap tidak tergoyahkan.
Masjid Agung Palembang bukan hanya sekadar sebuah bangunan, melainkan simbol kebesaran budaya dan semangat perjuangan yang telah mewarnai sejarah kota Palembang.
Baca Juga: Menyelusuri Keagungan Masjid Agung Palembang: Warisan Sejarah Nan Megah
Di antara gemerlapnya cahaya matahari yang menyinari menara-menaranya, masjid ini tetap menjadi penanda penting dalam perjalanan kota ini, menginspirasi generasi-generasi baru untuk menghargai dan melanjutkan warisan yang berharga ini.
Sebagai salah satu peninggalan terbesar dari Kesultanan Palembang Darussalam, Masjid Agung Palembang tetap menjadi tonggak bersejarah yang memberi arti dan makna bagi masyarakat Palembang, serta seluruh bangsa Indonesia.