Ketikpos.com -- Desakan untuk mengusir Asit Candra, yang dinilai perusak Komplek Pemakaman Kramo Jayo terus bergulir.
Penggiat budaya yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB) kembali menggelar aksi damai.
Dalam aksi damai di Simpang 4 Lampu Merah Jl Rajawali Palembang, Sumsel, Minggu (9/4/2023), selain berorasi dan membentangkan spanduk, mereka juga membagikan takjil kepada para pengguna jalan.
Baca Juga: AMPCB Gelar Open Donasi untuk Beli Kembali Kompleks Pemakaman Pangeran Kramo Jayo yang Kini Rusak
Koordinator AMPCB Vebri Al Lintani menyampaikan, hampir semua makam kesultanan yang merupakan cagar budaya kurang mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, khususnya makam Kramo Jayo.
Vebri berkata, Kramo Jayo adalah perdana menteri pertama yang sekaligus sebagai menantu dari Sultan Mahmud Badaruddin II.
"Saya akan terus mengampanyekan usir Asit Chandra dari Kota Palembang, saya juga meminta kepada penegak hukum segera tangkap dan adili Asit Chandra secepatnya," cetus Vebri.
Baca Juga: Hentikan Perusakan Pemakaman Pangeran Kramojayo, AMPCB akan Lakukan Aksi Damai
"Saya juga mohon kepada Pemkot Palembang untuk secepatnya lakukan tindakan penyelamatan dan pengamanan terhadap semua makam yang merupakan cagar budaya kota Palembang", ujar Vebri.
Ditempat yang sama Charma Afrianto, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Cinta Rakyat (DPP Gencar) Indonesia mengatakan, sangat prihatin terhadap makam Kramo Jayo dan makam-makam lainnya yang merupakan cagar budaya di kota Palembang.
Kata Charma Afrianto, hampir semua makam yang merupakan cagar budaya, sampai saat ini belum mendapatkan perhatian khusus dari pihak terkait, terutama dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.
Baca Juga: Benarkah Pelestarian Cagar Budaya di Palembang Bak Jauh Panggang dari Api?
" Sebagai rasa simpati, saya mendukung penuh atas aksi damai yang dilakukan oleh kawan-kawan dari AMPCB untuk mengusir oknum etnis Cina yang bernama Asit Chandra, yang telah menghilangkan bukti sejarah Palembang Darussalam," tegas Charma.
Menurut Charma, kenapa ini harus dilakukan, karena Asit Chandra telah merusak hubungan baik antara pribumi dengan masyarakat non pribumi keturunan Cina yang ada di kota Palembang.