“Makam Kramo Jayo adalah makam yang sedang dalam masalah. Oleh karena itu, menjadi prioritas dikunjungi. Rencananya, ke depan, ZAPD akan mengunjungi seluruh makam para raja dan sultan yang ada di kota Palembang,” ujar Zainudin.
Baca Juga: Pemakamannya Diduga Hilang, Siapa Pangeran Kramajaya, Ternyata Menantu SMB II
Sementara itu, Ust Sulaiman dalam tausyiahnya antara lain mengungkapkan bahwa memang sangat penting mendekatkan dan selalu mendoakan zuriat yang telah mendahului. Kuburan itu, kuburan siapapun, zuriat ataupun pemakaman umum bukan untuk ditakuti.
"Memang fakta tahun 1980-an, saya tinggal di Puncak Sekuning, orang-orang takut dengan kuburan. Tapi sekarang di tahun 2020-an, kuburan yang takut dengan manusia. Tidak sedikit orang menjual tanah makam. Seperti halnya Makam Pangeran Kramojayo ini, yang katanya sudah dimiliki orang," ujarnya.
Dengan para habib dan habaib, menurutnya, sejak zaman kesultanan mereka selalu berdampingan dengan sultan. Setiap makam sultan, diyakini pasti ada makam gurunya yang berasal dari habib-habaib.
"Bahkan ditempatkan di posisi yang lebih tinggi. Itu menunjukkan bahwa kita orang Palembang ini, memang selalu berdampingan dengan para habib-habaib. Dari hidup, sampai di kubur," ujarnya.
Baca Juga: Ziarah Akbar ke Makam Pangeran Kramo Jayo, Kadisbud Surati Asit Candra
Makanya, wajar kalau kita mengikuti ziarah kubro dengan juga mengadakan ziarah akbar. Artinya, doa-doa dan aktivitas kita itu berada dalam barisan habib-habaib yang memang memiliki hubungan keturunan dengan Nabi Muhammad SAW.
Dalam cara makan saja, sejak zaman dulu raja-raja dan sultan itu melihat saat makan, habib-habaib itu hidangannnya untuk empat orang. "Nah, ini ditiru oleh kita. Kita kalikan dua, sehingga hidangan makan orang Palembang itu berisi untuk delapan orang," tambahnya.
Dalam rangka Ziarah Akbar Palembang Darussalam (ZAPD), Jumat (12/5) ratusan perwakilan zuriat Palembang mengunjungi komplek pemakaman Pangeran Kramo Jayo, yang terletak di Jalan Segaran, Lr Kambing , Kelurahan 15 Ilir Kecamatan IT I Palembang.
Biasanya, masuk ke lokasi itu melalui Lorong Kambing di seberangan eks Kompleks Pendidikan Syailendra. Kali ini, melalui kompleks perumahan Ikan mas. Karena memang jalannya cukup luas.
Sementara, lewat lorong SDN 44. Jalannya sudah ditutup mati. Sebenarnya, berdasarkan pemantauan, akses masuk ke Kompleks Pemakaman ini, dari tiga jalur itu sudah ditutup pagar seng semua.
Hanya saja, berkat imbauan dari Kepala Dinas Kebudayaan Palembang Agus Rizal ke beberapa pihak terkait, pagar seng itu dibuka. Sehingga, ziarah akbar itu bisa terlaksana.
Kondisi di kompleks memang memprihatinkan. Selain dipagari seng setinggi sekitar 2 meter sehingga tak ada akses masuk, rumput dilokasi pemakaman juga cukup tinggi.