KetikPos.com – Pergeseran paradigma dalam industri perkebunan kelapa sawit, dari ketergantungan pada bahan kimia ke bahan organik, menjadi fokus utama kunjungan industri Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan Politeknik Negeri Sriwijaya.
Kunjungan yang diadakan di Rumah Produksi Kompos CV. Mutiara Kasih Ibru, Desa Ibru, Muaro Jambi, pada Selasa (8/10/2024) itu bertujuan untuk menjawab tantangan dalam industri kelapa sawit yang semakin beralih ke praktik pertanian berkelanjutan.
Baca Juga: Hadiri Wisuda Politeknik Akamigas, Gubernur Dorong BUMN di Sumsel Berdayakan SDM Lokal
Dalam kunjungan yang melibatkan dosen dan mahasiswa, seperti Christian Yosua Salomo Aritonang, Ias Marroha Doli Siregar, Egi Dea Sapitri, dan lainnya, dibahas pentingnya pengelolaan limbah biomassa dari pabrik dan kebun kelapa sawit sebagai pengganti bahan kimia.
Pergeseran ini dinilai penting mengingat semakin mahal dan langkanya pupuk kimia, serta kebutuhan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Baca Juga: Berminat Menjadi Chef, Silahkan Daftar ke Politeknik Pariwisata Kemenparekraf
Dan Peran Politeknik sebagai perguruan tinggi vokasi dinilai sangat penting untuk menjawab tantangan tersebut, sebab sebagai perguruan tinggi vokasi yang mengedepankan driven industri menuntut mahasiswa harus memiliki kemampuan atau kompetensi yang dibutuhkan oleh DUDIKA (Dunia Usaha Dunia Industri).
Anggoro, pemilik rumah produksi mengatakan, Rumah Produksi Kompos CV. Mutiara Kasih Ibru yang mulai beroperasi pada tahun 2020, kini memproduksi 300 ton kompos per bulan dengan memanfaatkan limbah industri di sekitarnya.
"Pembuatan kompos sebenarnya sederhana dan dapat dilakukan oleh mahasiswa," ujarnya.
Baca Juga: Cetak SDM Berkualitas, Menparekraf Resmikan Gedung Kuliah Terpadu Politeknik Pariwisata
Anggoro juga menekankan pentingnya menjaga kadar air dan kualitas starter probio untuk memastikan standar kualitas kompos.
"Kami fokus pada kualitas, terutama menjaga kadar air dan menggunakan starter probio yang segar," jelas Anggoro.
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda Transformasi Budidaya Sawit Berkelanjutan, yang bertujuan menurunkan biaya eksploitasi, mengurangi emisi GRK, dan meningkatkan akses sertifikasi ISPO dan RSPO.
Pergeseran ini juga diharapkan membawa perubahan signifikan dalam standar operasional dan norma kerja di industri kelapa sawit.
Artikel Terkait
Cetak SDM Berkualitas, Menparekraf Resmikan Gedung Kuliah Terpadu Politeknik Pariwisata
Ternyata Indonesia Produsen Minyak Kelapa Sawit Terbesar di Dunia, Ini Daftarnya
Berminat Menjadi Chef, Silahkan Daftar ke Politeknik Pariwisata Kemenparekraf
Hadiri Wisuda Politeknik Akamigas, Gubernur Dorong BUMN di Sumsel Berdayakan SDM Lokal
Lonjakan Harga TBS Kelapa Sawit di Sumsel Picu Perhatian Pelaku Industri
Pekebun Kelapa Sawit Asal Muba dan Muara Enim Ikuti Pelatihan Teknis ISPO
Pekebun Asal Muba Ikuti Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit, Ini Harapan Kadisbun Provinsi Sumsel
Ribuan Pekebun Kelapa Sawit di Sumsel Mendapatkan Perlindungan Jamian Sosial Ketenagakerjaan