KetikPos.vom, Bogor — Suara panci dan aroma masakan dari dapur SPPG Cijayanti menjadi bagian baru dalam keseharian Bu Eem, seorang ibu rumah tangga berusia 53 tahun asal Ciomas, Bogor. Bagi dirinya, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sekadar soal gizi anak-anak sekolah, tetapi juga tentang kesempatan hidup baru bagi masyarakat kecil.
“Nama saya Bu Eem, tinggal di Ciomas. Usia saya 53. Ya, ke sini aja gitu, ngelamar kerja,” kenangnya saat ditemui Jumat (26/9). Info lowongan ia dapat dari seorang teman. Siapa sangka, langkah sederhana itu mengubah keseharian yang dulu hanya diisi pekerjaan rumah dan sedikit berjualan.
Sebelum bergabung, Bu Eem mengaku hidupnya lebih banyak di rumah. Kadang ia berdagang kecil-kecilan, tapi hasilnya tak menentu. “Tadinya mah nganggur, IRT. Jualan dikit-dikit, tapi nggak kayak ini. Sekarang lebih baik kerja di sini,” ucapnya sambil tersenyum.
Kini, setiap pagi Bu Eem ikut menyiapkan makanan bergizi untuk ratusan anak sekolah. Baginya, rutinitas ini bukan hanya pekerjaan, tapi juga ladang doa.
“Alhamdulillah, Ibu bisa bekerja. Terima kasih sama Pak Bowo sudah adain program Makan Bergizi Gratis. Mudah-mudahan lancar, berkah, dan bermanfaat,” ujarnya penuh syukur.
Lebih dari Sekadar Dapur
Bagi Bu Eem, dapur MBG adalah ruang harapan: tempat ia bisa berkontribusi bagi kesehatan generasi muda sekaligus menopang ekonomi keluarga. Sebuah bukti bahwa program ini tidak hanya mengenyangkan perut anak sekolah, tapi juga menghidupkan dapur-dapur rumah tangga masyarakat kecil.